Senin, 01 Desember 2014

Welcome December!

Selamat Pagi.. Selamat Datang Desember!


Semoga bulan ini adalah bulan yang penuh kebahagiaan, Amin. Kenapa Ama? Karena Desember adalah bulan kelahiranku. It's make me happy.. :)

Tepatnya pada tanggal 14 Desember 1997 aku terlahir ke dunia. Dari rahim seorang ibu yang sangat cantik dan baik. Ibuku sangat bahagia atas kelahiranku loh.
Kenapa lagi? Karena aku adalah anak perempuan pertama dari 2 sodara laki-lakiku, katanya aku adalah anak yang sangat diharapkannya. Ya, itulah alasannya mengapa aku menjadi anak yang paling disayang! Tapi bukan berarti diMANJA! Sejak aku kecil, aku dilatih untuk hidup mandiri. Menerima segala kenyataan hidup yang ada. Tak pernah beliau mengajarkanku untuk boros! Ibu selalu mengajarkanku untuk menabung.

Jumat, 28 November 2014

Arigatou gozaimasu sensei :)

Hari ini, ama mau berbagi cerita lagi. Kali ini tentang hadiah dari sensei. Mau tau? baca nih..

Jum’at pagi, seperti biasa di SMK Ma’arif Nu Bobotsari Tahlil-an selalu dilaksanakan sebelum masuk pelajaran. Halaman depan kantor dipenuhi beribu-ribu siswa, ngga Cuma di situ si.. di mushola juga penuh, apalagi di depan kelas TKR sama di tangga, sudah berjejer sesak para bidadari Ma’arif deh pokoknya.. hehe (termasuk saya ini) hehehe

Setelah acara selesai, beberapa pengumuman pun diumumkan kepada para siswa. Kami sebagai siswa yang baik, pastinya mendengarkan beliau Ibu Kita.. Bu Sulasmi.. yang dengan semangatnya menyampaikan sederet informasi tentang ujian semester, pkl, kunjungan industry (KI), lomba porsema, ehh ujian nasional juga loh. Oke, semua acara pagi ini clear dengan baik. Tinggal masuk kelas, yuk capcuss…

Sabtu, 22 November 2014

Alhamdulillah.. Juara 3

Setelah posting puisi untuk Ulang Tahun Mama kemarin, kali ini aku akan sedikit berbagi cerita tentang Kebrhasilanku meraih juara 3 dalam Lomba Surat untuk Bupati Purbalingga. Dan keberhasilan atas lomba tersebut ku persembahkan untuk mama, ya inilah hadiah ulang tahun untuk mamaku tercinta. Semoga mama senang. Dan inilah ceritaku.. yuk monggo diwaos (silahkan dibaca)>>>Sabtu, 22 November 2014Alhamdulillah, akhirnya hari yang ku tunggu-tunggu datang juga. hari ini adalah Pengumuman pemenang Lomba Surat untuk Bupati Purbalingga. Dan harapan besar ada padaku.Pagi hari, pada jam pelajaran ke-3, tepatnya pelajaran KIMIA. Bersama guru yang cantik tapi sedikit garang, Bu Wiwit pastinya. Nggak tau kenapa, waktu dijelasin sama bu guru, mataku nggak bisa diajak kompromi. ngantuk banget........ :DDan disaat-saat itu, datanglah cewek kembar anak kelas 2, kalo nggak salah Vena namanya. Kalo salah berarti Veni. Upz! aku bener-bener nggak bisa beda'in wajah mereka. Soalnya plek-njiplek. Ibarat pinang dibelah 2. ahihihii. :pYaudah, kembali lagi ke Laptop!"Permisi bu, mau panggil ka Rahma, suruh ketemu sama Pak Aris!" katanya, kemudian berlalu pergi..DEG!!Hatiku berdebar tak menentu. tadinya lagi ngantuk banget, sekarang nggak babar blass. Kenapa ini? Emangnya aku punya masalah sama Pak Aris, kayaknya selama ini aku bayar SPP-nya rajin deh, ehm apa jangan-jangan....Upz! ya, aku tersadar dari kebingungan ini. Langsung aku cap cuzz pergi menemui Pak Aris, dengan hati yang berat.Eitz… aku lupa.. hasduknya.. hasduknya ketinggalan di kursi. Soalnya tadi gerah si, jadi aku lepas deh, terus aku taruh di kursi.. ehmm sebentar, aku ingat-ingat dulu, tadi abis ngapain ya? Oya.. tadi kan aku abis ke pondok, ambil fotocopy-an KIMIA. Pantes aja gerah.. secara bro! begitu banyak anak tangga yang harus aku lalaui… emang berapa? Pasti nanya gitu.. “ratusan” hehe…Segera ku sambar hasduk yang bertengger manis di kursi. Lalu keluar berjalan sedikit berlari. Baru 5 langkah dari pintu kelas, sudah ku lihat pak Aris di bawah atau lebih tepatnya di depan Lab.Multimedia. Tadinya si.. aku nyari si Vena… eh Veni ding, aaahh! Nggak tau namanya.. yang jelas cewek kembar. Bermaksud mau nanya.. adapa si.. sampe-sampe aku dipanggil pak Aris? Tapi.. si dianya sudah ngga ada.. aku hanya bisa berkata “ya sudahlah” lanjut..
Eeeeehh.. tunggu sebentar, stop!! stop!! stop!!Adapa? Di sebelahku ada cermin nih.. asyik kebetulan ni.. bisa ngaca dulu. Biar masang hasduknya rapi gitu.. dan yapz! Dalam sekejap.. semua udah ready.. udah cantik.. (emang udah cantik dari sononya si..) hahaha!Aku berbalik badan. Seketika itu aku melongo :O o’ow.. kemana perginya pak Aris ya? Waduh jadi makin deg-deg-an nih.. kenapa jadi petak umpet gini ya?Dan aku pun langsung menuju TU. Kemana lagi? Pasti pak Aris di sana. Yapz, ku menyusuri anak tangga yang lumayan banyak dengan cepat dan hati yang berat.
Deg-deg-an-nya tuh di sini... (sambil nunjuk ke dada) aku masih penasaran… adapa sebenarnya..Sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya aku berdo’a. semoga pengumuman lombanya cepat ku dengar. Dan semoga aku berhasil meraih juara. Amin..Sampai di TU, “Permisi, saya Rahma Setiyaningsih pak. Adapa ya kok saya dipanggil?” kataku sopan, setelah berada di depan meja kerja pak Aris. “Iya.. saya sudah tau kamu Rahma, nanti dulu ya mba, saya masih ada urusan..” suaranya menggelegar.. memecahkan suasana hati dan hayalanku. Membuat detak jantungku semakin tak beraturan. Dan alhasil, tanganku pun mulai dingin.. Ah, kenapa aku begitu yakin, kalau aku bakal berhasil meraih juara? Tapi tetap saja.. ada kecemasan yang mengelabuhi hatiku. Lawanku kan banyak.. ngga Cuma dari sini.. malah dari berbagai sekolah di penjuru Purbalingga. Semoga aku mendapat keberhasilan ya Alloh..Selang beberapa menit, akhirnya pak Aris memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang tak sempat aku lontarkan padanya. Beliau menunjukan sms dari pak Bangkit Wusmo, yang katanya salah satu panitia dalam Lomba Surat untuk Bupati Purbalingga. Dan Alhamdulillah.. aku melihat dengan mata kepalaku sendiri sms itu, terpampang sebuah nama yang tak asing bagiku. Juara III diraih oleh Rahma Setiyaningsih dari SMK Ma’arif Nu Bobotsari. Alhamdulillah.. tak henti-hentinya aku mengucap lafal itu.. hatiku bahagia… Alloh mendengar do’a-ku. Thank’s God.. bahkan aku sampai kehabisan kata-kata untuk mengekspresikannya.. yang aku tahu aku sangat bersyukur atas keberhasilan itu. Akhirnya aku bisa mengharumkan nama baik SMK Ma’arif Nu Bobotsari. Ya walaupun aku bukan sang juara pertama.. tapi setidaknya kerja kerasku selama ini membuahkan hasil yang baik.. yang membuat hatiku bahagia. :)Baca Surat untuk Bupati dihttp://amakodok.blogspot.com/2014/11/surat-untuk-bupati.html

Minggu, 16 November 2014

Surat Untuk Bupati

Purbalingga, 08 November 2014
Kepada Yang Terhormat
Bupati Purbalingga
Bapak Sukento Ridho Marhaendrianto
Di  tempat

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
            Teriring saya mengucapkan salam untuk bapak Bupati, semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan dalam setiap langkah perjuangan bapak.
            Sebelumnya saya ucapkan terimakasih kepada bapak, yang telah sedia membaca surat kecil dari saya. Mungkin bapak bertanya-tanya siapa pengirim surat ini. Baiklah izinkan saya memperkenalkan diri sebelum bapak terhanyut jauh dalam surat kecil saya ini.
            Nama saya Rahma Setiyaningsih sekarang saya menginjak usia 16 tahun, seorang siswi dan sekaligus santri di SMK Ma’arif Nu Bobotsari & Pondok Pesantren Ulul Albab Bobotsari. Saya duduk di kelas XII Multimedia, yang artinya dalam waktu dekat ini saya akan menghadapi Ujian Nasional Tahun ajaran 2014/2015, semoga bapak sudi mendo’akan saya dalam menghadapi Ujian Nasional nanti. Amin. Keseharian saya di sini yaitu belajar. Mulai dari pagi, saya menuntut ilmu di SMK Ma’arif Nu Bobotsari dengan suka cita demi masa depan saya yang lebih cerah. Setelah selesai belajar formal, disore hari, malam dan sampai ba’da sholat shubuh saya mengukir ilmu di kitab-kitab kuning yang saya miliki, seperti kitab Ta’lim Muta’alim, Bidayatul Hidayah, Jurumiyah, Al-Imrithi, Al-Ibriz,TaisirulKholak, Tijan Durori dan kitab lainnya lagi. Mungkin bapak lebih tahu tentang isi dari kitab-kitab tersebut dibanding saya yang baru belajar kemarin. Saya tinggal di sebuah desa bernama Karangasem yang kaya akan sumber daya alam, seperti pohon kelapa yang banyak tumbuh di tanah subur Karangasem, begitu juga dengan pohon melinjo, pohon manggis, pohon dukuh, pohon albasia, pohon cengkeh dan kapol laga. Produksi terbanyak dari desa saya adalah emping melinjo, apakah bapak tahu? Saya lahir dari rahim seorang ibu yang bernama Usriyah, dan ayah saya seorang petani bernama Jaridin. Alhadmulillah saya memiliki banyak saudara, saya adalah anak ke-3 dari 6 bersaudara. Dari sekian banyak saudara, hanya saya yang baru pernah mengenyam pendidikan sampai jenjang SMK karena terhitung keluarga saya kurang mampu. Saya sangat bersyukur bisa sekolah di SMK Ma’arif Nu Bobotsari sampai sekarang dan karena kesenangan saya dalam hal menulislah yang akhirnya membawa saya untuk mengikuti Lomba Surat Untuk Bupati. Dalam kesempatan emas ini, saya akan menyampaikan sedikit harapan dan keinginan saya untuk Kota Purbalingga agar menjadi kota yang lebih maju dan sejahtera.
            Perkenankanlah saya mengutarakan isi hati saya dalam surat kecil ini, bapak Sukento saya sangat bangga kepada bapak. Kepribadian luhur dan Prestasi cemerlang bapak yang mencerminkan bahwa bapak adalah pemimpin yang bijaksana. Dan semangat anda dalam memimpin masyarakat Purbalingga agar menjadi kota yang maju dan sejahtera. Seperti kata Bung Karno “Berikan saya 1.000 pemuda, maka saya akan mengubah dunia lebih baik” semoga perkataan Bung Karno dapat terwujud dengan semangat bapak dalam membangun Kabupaten Purbalingga.
            Pak Sukento, sebenarnya saya ingin Perpustakaan di Purbalingga digalakan lagi. Karena saya dan teman-teman sangat gemar membaca buku. Dari membaca buku kita mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan. Seperti yang dikatakan oleh guru saya, “Buku adalah jendela dunia” memang betul. Buku menjadi distributor ilmu, tinggal kita mau atau tidak dalam memanfaatkan buku tersebut. Saya ingin program Perpustakaan Keliling di desa-desa terpencil ada. Agar masyarakat juga bisa mendapatkan ilmu dan pengetahuan, tidak hanya mereka yang berstatus ekonomi tinggi. Bapak bupati, alangkah indahnya jika semua orang gemar membaca bukan? Masyarakat akan memiliki wawasan yang luas, dan bukan hanya sebatas tahu. Karena pada kenyataannya, masyarakat kecil lebih memilih untuk mengenyangkan perutnya dibanding untuk membeli buku. Itu karena mereka tidak memiliki uang lebih untuk membeli buku. Baik itu buku Pengetahuan buku Sains, buku Psikologi dan buku yang lain. Keterbatasan itulah yang mengambat kemajuan Negara kita. Maka dari itu saya mengharapkan adanya Program Perpustakaan Keliling di desa-desa.
            Pak Sukento, anda tahu Rembang? tepatnya di desa Tanalum terdapat sebuah Waterfall atau dalam bahasa jawanya yaitu Curug. Curug Kali Karang termasuk salah satu obyek wisata alam yang sangat asri. Keindahannya pun sangat memukau, jadi tak jarang orang sekitar beramai-ramai menuju ke Curug Kali Karang. Namun yang sangat disayangkan adalah tempatnya kurang memadai. Jalan yang dilaluipun lumayan sulit. Alangkah lebih baik jika jalannya diperbaiki agar banyak pengunjung yang datang. Dan tolong dibuatkan bangunan yang layak untuk para pedagang. Karena yang saya tahu mereka para pedagang hanya berlindung disebuah gubug. Betapa bahayanya bukan? Jika terjadi sesuatu yang membahayakan. Maka dari itu, saya harap Pak Sukento dapat membantu memperbaiki salah satu obyek wisata yang kurang diperhatikan itu.
            Bapak Bupati yang saya banggakan,                              
Sekarang ini polusi udara semakin tinggi. Begitu banyak kendaraan di Kabupaten kita yang mengakibatkan terjadinya Global Warming. Menurut saya Penanaman 1000 pohon merupakan salah satu usaha baik untuk mengurangi dampak global warming yang mengakibatkan produksi oksigen di dunia semakin berkurang karena atmosfer yang bercampur emisi karbon telah mengikat oksigen. Selain mengurangi dampak global warming, penanaman 1000 pohon juga mempunyai tujuan dapat mencegah terjadinya banjir dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan betapa pentingnya menanam pohon.
Menanam pohon mempunyai berbagai manfaat antara lain :
1.      Dengan menanam 1 pohon dapat menghasilkan 1,2 kg oksigen/hari.
2.      Menanam 3 pohon di sekitar rumah mampu menghemat biaya AC hingga 50%
3.      Pohon dapat menurunkan partikel debu. Menurut pengamatan Bianpoem (1997) pohon dengan luas 300x400 m² dapat menurunkan kadar partikel debu dari 7.000 partikel/liter menjadi 4.000 partikel/liter.
4.      Pohon juga mencegah efek rumah kaca. Pohon mencegahnya dengan mengganti 3,7  ton CO² menjadi 2 ton O²
5.      Pohon juga mencegah hujan asam yang disebabkan gas CO² yang dihasilkan pabrik. Pohon akan menyerap gas tersebut dan mengubahnya menjadi O²
6.      Selain itu, dengan menanam pohon kelestarian lingkungan terjaga dan dapat membuat Purbalingga menjadi lebih segar.
Adapun tanaman yang pantas untuk ditanam seperti  pohon trembesi yang mempunyai daya serap CO² tertinggi dari pohon lainnya.
Menurut pandangan islam, menanam pohon merupakan kegiatan beramal sholeh. Seperti sabda Rasulullah SAW dalam haditsnya yang berbunyi :
ﺼﺪﻘﺔ ﺒﻬﻴﻤﺔ ﺍﻻ ﻜﺎﻦ ﻟﻪ ﺒﻪ ﻤﻨﻪ ﻄﻴﺮ ﺍﻮ ﺍﻨﺴﺎﻦ ﺍﻮ ﻴﺰﺮﻉ ﺰﺮﻋﺎ ﻔﻴﺄﻜﻞ ﻤﺎ ﻤﻦ ﻤﺴﻟﻢ ﻴﻐﺮﺲ ﻏﺮﺴﺎ              
“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung memakannya atau manusia atau hewan, kecuali ia akan mendapatkan sedekah karenanya.” [HR. Al-Bukhoriy dalam Kitab AL-Muzaro'ah (2320), dan Muslim dalam Kitab Al-Musaqoh (3950)]
Jadi, setiap muslim yang menanam tanaman apapun tak akan pernah rugi di sisi Allah SWT. Sebab tanaman tersebut dapat dimanfaatkan oleh siapapun. Jika tanaman yang kita tanam diambil oleh orang lain, maka kita sebagai penanam tetap mendapatkan pahala, sebab tanaman yang diambil tersebut berubah menjadi sedekah bagi kita.
            Bapak Sukento yang saya cintai,
Saya mengharapkan penanaman pohon ini tidak hanya dilakukan di sekitar alun-alun kota namun di jalan-jalan desa, pinggir jalan raya. Saya juga mengharap agar Bapak melakukan penyuluhan dan mengajak seluruh lapisan masyarakat Purbalingga terutama para siswa-siswi generasi muda di setiap sekolah di Kabupaten Purbalingga. Semoga dengan seperti itu Purbalingga akan menjadi Kota yang lebih asri, makmur dan sejahtera.
Demikian surat dari saya, apabila ada kesalahan dalam kata saya mohon ma’af yang stulus-tulusnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Hormat Saya,


Rahma Setiyaningsih

Sabtu, 06 September 2014

Kepergianmu

Pagi masih buta. Ketika alarm di hp Nokia 2001 berbunyi tepat pada pukul 03.00 aku tersadar dari indahnya dunia mimpi. Sebenarnya mataku masih enggan untuk melihat terangnya sinar lampu Philips yang sudah bertahun –tahun lamanya menerangi ruang kecil berukuran 2x5 meter ini. Tanganku bergegas mematikan alarm, masih dengan keadaan mengantuk ini, kakiku melangkah jauh meninggalkan kasur kesayanganku dan menuju ke kamar mandi. Di situlah aku baru sadar, bahwa udara pagi ini sangat dingin. Dengan segala pertimbangan, akhirnya aku memutuskan untuk mengambil air wudhu. Subhanalloh….. segarnya air wudhu ini, mataku terbelalak tak mengantuk lagi. Ku dongakkan kepala seraya berdo’a, dan betapa indahnya gemerlap bintang di atas sana. Sungguh indah sekali ciptaanMU ini Ya Allah… Setelah beberapa menit aku memperhatikan indahnya bintang di langit, ku langkahkan kaki ini menuju ruang kecil yang tak jauh dari tempat aku berwudhu, yaitu tempat untuk sholat. Ku lihat ibu dan ayah sudah berada di sana, mereka memang bangun lebih awal dariku. Tergelar sajadah berwarna biru dengan gambar ka’bah sebagai hiasannya, di tempat inilah aku bersujud kepada Sang kholik. Di sepertiga pagi inilah aku berkeluh kesah kepadaNYA, berserah diri atas segala sesuatu yang terjadi padaku. Memohon agar keluargaku selalu dalam lindunganNYA. Lantunan ayat-ayat Al-Qur’an dari surat Yaasiin dan Al Waqi’ah selalu ku dengar dengan merdunya dari suara ibu. Sementara itu aku belajar dan mempersiapkan peralatan sekolah untuk hari ini. Ya! Sekarang aku sudah duduk di bangku SMA tepatnya di kelas 2 IPA. Aku sangat bersyukur, karena sampai saat ini aku masih bisa mengenyam pendidikan. Ini semua berkat kerja keras kedua orang tuaku, ayah yang setiap harinya bekerja mengurus sawah bersusah payah mencari nafkah. Sedikit demi sedikit ayah menabung uang dari hasil panennya. Sedang ibuku, dia melaksanakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga, setiap hari memasak masakan untuk kami. Masakannya sangat enak, maka tak jarang aku membawa bekal ke sekolah. Terakhir ku ingat, ibu memasakkan nasi kuning kesukaanku pada hari ulang tahunku 5 bulan yang lalu. Sungguh bahagia memiliki kedua orang tua seperti mereka, yang menyayangi dan mengasihiku dengan tulus. “Rani…. tolong ke sini sebentar nak..” Suara lembut ibu terdengar jelas di telingaku. Ya, Rani adalah nama panggilanku, dan nama panjangku adalah Raniiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii...hehe, Rani Al Khasanah tepatnya, itulah nama pemberian dari orang tuaku. Dengan segera aku menjawab dan menghampiri ibu di dapur, ku lihat dia sedang bersibuk ria bersama pisau dan kawan-kawannya. “Ada yang bisa Rani bantu bu?” tanyaku sambil duduk di sampingnya. “Iya.. tolong nyalakan tungku ya nak, ibu belum selesai memotong sayurnya” jawab ibuku sambil memotong sayuran. “Oh..baiklah bu, Siap melaksanakan tugas bos!! Hehe..” ujarku sambil bergaya hormat pada ibu. Dia hanya mengembangkan senyum manisnya yang dihiasi lesung di pipi kanannya. Aku senang sekali melihat senyum dan lesung pipinya, karena hal itu tak pernah ku temui di manapun, kalaupun ada pasti tak seindah senyum ibuku. Ibuku masih setia menggunakan tungku untuk memasak, namun rasanya tak kalah lezat dengan masakan di restoran atau warung makan,hehe Selesai sarapan, aku bergegas untuk berangkat sekolah. Mencium tangan ayah dan ibu tak pernah terlewat satu kalipun setiap kali aku berangkat sekolah. Seragam putih abu-abu panjang yang ku pakai menutupi auratku, ditambah kerudung putih lebar yang menutup mahkotaku. Hari ini aku berangkat lebih awal, karena pengalaman dari hari kemarin aku dihukum gara-gara terlambat. Sedih memang, tapi tak apalah…. Ini tak akan ku ulangi lagi. Jarak antara rumah dan sekolahku memang jauh, jadi setiap harinya aku harus setia menunggu angkot biru tua yang akan mengantarkanku ke sekolah. Berdesak-desakkan dengan penumpang lain sudah tak masalah lagi bagiku, yang penting aku sampai sekolah. Alhamdulillah……… pintu gerbang masih terbuka lebar, tandanya aku belum terlambat. Aku berjalan menyusuri koridor sekolah menuju kelas 2 IPA yang berada di pojok sana. Ku lihat ada sosok makhluk di depan pintu, mengenakan seragam yang berbeda dan penampilannya aneh. Siapa dia?murid baru?pikirku dalam hati. “Dor….!!!” Aku kaget setengah mati, mendengar teriakan Riyan yang tepat di telingaku. “Riyan, bukannya salam malah ngagetin,gimana si..kaget tau..bikin aku jantungan aja.” gerutuku padanya,lumayan kesal. “Hehe..maaf, Oiaa Assalamu’alaikum Raniiiiii.” Jawab Riyan sambil menampilkan senyumnya padaku. “Wa’alaikumussalam, nah gitu…kan jadi enak dengernya.” ” Iya ya..sekali lagi maaf ya Ran, sengaja, hehe,,” “Huuh..dasar,,iya aku maafin, tapi jangan diulangi lagi ya” Riyan hanya tersenyum begitu saja, tanpa menghiraukan apa yang ku katakan. Ya ,dia memang begitu, tapi dia adalah teman yang sangat baik. Riyan selalu membantuku dalam urusan Matematika, maklumlah…aku tak sepandai dia, diakan juara 1 Olimpiade Matematika tahun lalu, sedang aku pusing dengan angka-angkanya,,hehe. Riyan ini temanku sejak SD sampai sekarang SMA. Persahabatan kami cukup erat, butuh waktu yang lama untuk memupuk itu semua. Keluarganya pun sangat baik padaku, jadi sudah ku anggap saudara sendiri. Cukup tentang Riyan yang jagonya Matematika itu. Kembali pada sosok makhluk aneh di depan pintu tadi. “Ran, siapa dia? Aku baru pernah lihat kali ini.” Tanya Riyan padaku, “Aku sendiri juga nggak tau, baru kali ini juga aku lihat dia Yan, mungkin………………………………………………. “ belum selesai aku menjawab tiba-tiba Riyan teriak lagi tepat di telingaku “Murid baru!!!” Huuuh! Menyebalkan,, “Riyaaaaaaaaan…! Berapa kali aku harus bilang, jangan TERIAK TERIAK!!! Don’t forgett it, okay?’ Kataku sambil meninggalkannya dan menuju makhluk yang berada di depan pintu kelasku. “Assalamu’alaikum, apa kamu murid baru di sini?” kataku padanya ramah, “Iya, gue murid baru di sini, kenapa emang?” cetus dia tanpa menjawab salamku . “Astaghfirullohal’adzim,, kenapa salamnya nggak dijawab, ehm nggak ada apa-apa ko.” “Emangnya jawab salam tuh wajib ya,hah?” cetus dia lagi padaku, aku heran dengannya, sampai segitunya nggak tau, kalau jawab salam itu wajib . “Eh mas, jawab salam itu wajib, jadi setiap ada orang yang salam kamu wajib menjawabnya.” Ujar Riyan sedikit kesal. “gue nggak nanya sama lo,,,!! gue nanya sama cewek sok alim ini” jawab dia jutek. “Astaghfirulloh…jaga ucapanmu, maaf bukannya aku sok alim atau apa, aku hanya ingin membenarkan, menjawab salam itu wajib, permisi” kataku sambil meninggalkannya sementara Riyan mengikuti langkahku. “Ran, kamu nggak papa? Jangan dimasukan ke hati ya, mungkin dia belum bisa beradaptasi aja.” Kata Riyan menenangkanku. “Iya,, aku baik-baik aja Yan, nggak papa kok.” Tak lama kemudian pelajaran pertama dimulai. Kali ini jam pertama di isi oleh Pak Hasan, guru IPA yang kebetulan wali kelas kami juga. Sementara makhluk aneh tadi masih berdiri di depan pintu. “Assalamu’alaikum wr,wb…” jawab kami serempak “Wa’alaikumsalam wr.wb…. “Selamat pagi anak-anak, berjumpa lagi dengan saya guru yang paling ganteng ini……” sontak kami pun menyuraki pak Hasan, HUUUUUU……. “sudah-sudah,,,, yaa anak-anak sebelum kita masuk ke materi, mari kita sambut murid baru dari JKT……..” Entah berapa banyak pasang mata yang tertuju pada si makhluk aneh tadi terkecuali aku dan Riyan. Dia berjalan dengan berlagak, seenaknya saja benar-benar tidak tau aturan. “Ya, anak-anak ini Angga pindahan dari JKT, silahkan perkenalkan diri kamu nak” jelas pak Hasan singkat. “Nama gue Angga Herkuless, gue dari SMA JKT, gue pindah ke sini karena ikut orangtua, gue harap kalian bisa nerima gue di kelas ini…..makasih……” singkat,padat,jelas. Mungkin perkenalan tadi terlalu singkat, hingga menyebabkan banyak pertanyaan di kepalaku, memangnya orang tua dia kenapa???kenapa dia harus pindah ke sini??? Tapi,,,, Ah! Biarlah, bukan urusanku. Mataku kini kembali tertuju ke depan, Loh? Makhluk aneh tadi di mana? Tiba-tiba hilang begitu saja……. “DOR!! Suara Riyan kembali mengagetkanku. Aku hanya diam dan menghela nafas. “Kamu kenapa Ran? Aneh gitu? Ada masalah? Cerita donk…” Tak sempat aku menjawabnya, pak gurupun memulai pelajaran IPA “Sekarang kalian buka Modulnya halaman 23, saya akan jelaskan mengenai…………………………………” Mata dan telinga ini focus memperhatikan penjelasan pak Hasan, rasanya tak ingin terlewatkan sedikitpun. Sekian lamanya pak Hasan menjelaskan, akhirnya di beri tugas juga. Kali ini tugas kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari 8 anak yang mana aku mendapat kelompok terakhir dan jumlahnya hanya 3 anak. “Kelompok terakhir terdiri dari Rani, Riyan, dan Angga.” Ya ! suara pak Hasan terdengar jelas, dan tak mungkin aku salah dengar. Tapi nama tadi…..Angga??? makhluk aneh itu??? Oh tidak! Kenpa harus 1 kelompok dengan dia. Dan pada akhirnya, dengan sangat terpaksa aku harus bekerja kelompok dengan makhluk aneh itu. Sepanjang waktu mengerjakan aku dan Riyan sibuk mendiskusikan tugas dari pak Hasan, sementara makhluk aneh itu hanya duduk manis dan mengutak atik Hape-nya. Fuiihh..menyebalkan! dia sama sekali tidak merasa bersalah. Masih saja dia disibukkan dengan Hp-nya. Benar-benar keterlaluan. “Angga” panggilku, “Kenapa hah?” jawabnya ketus, “Dari tadi aku perhatiin kamu mainan hp terus, kita kan harus ngerjain tugas ini, nanti kalo nggak selesai bisa kena hukuman loh!” kataku sedikit mengancam. “Kita? Lo aja kali, gue enggak!” kata si mkhluk aneh itu dengan nada tinggi. Hah. Dia nggak peduli dengan ancamanku? Sungguh menyebalkan! “Tapi…” “Udah Ran, biarin... kita berdua aja yang ngerjain, makin cepat kita kerjakan, makin bagus, ya kan?” kata Riyan menenangkanku. “Iya ya. Ya udah kita mulai dari yang ini lagi ya.” Riyan hanya tersenyum, lalu kami berduapun menyelesaikan tugas dari pak Hasan. *** Singkat cerita, setelah beberapa bulan si makhluk aneh itu berada di sekolah ini, tiba-tiba dia jarang terlihat masuk sekolah. Sebenarnya aku tak perduli dengannya, tapi teman-teman yang selalu menanyakan keberadaannya padaku, termasuk Fahri si ketua kelas. Karena kebetulan rumah dia dekat dengan rumahku. “Ran, kamu kan rumahnya deket sama Angga, kamu tau nggak kenapa dia jarang berangkat? Udah 1 minggu ini dia alpha, sebenernya kenapa sih?” Tanya Fahri ketua kelasku, “Ma’af, aku kurang tau, ya walaupun rumahnya deket tapi kan aku jarang ke sana, keluarganya sangat tertutup Fah.” Jelasku pelan, “oh ya sudahlah Ran, “ Aku mengangguk terdiam, memikirkan si makhluk aneh itu. Apa sebaiknya aku cari informasi ya? Ah..entahlah. Siang itu, saat aku sedang pulang sendirian tiba-tiba seorang wanita agak tua menghampiriku dengan tergesa-gesa. “permisi nak.. ibu boleh nanya?” “Ya bu, silahkan, mungkin saya bisa bantu” Jawabku dengan nada rendah, “Kamu temannya Angga kan?” Tanya ibu itu dengan membendung air di matanya, “Iya bu, memangnya adapa?” Tanyaku penasaran, “Tolong ibu nak, Angga sekarang sedang di rawat di rumah sakit, 1 minggu yang lalu dia pingsan di kamarnya, ibu nggak tau apa yang terjadi sebenarnya, setelah diperiksa ternyata dia terkena penyakit Kanker, dan sekarang kondisinya sangat parah, dan waktu itu ibu temukan secarik kertas ini, dia menyebut namamu di sini.” Jelas ibu sambil menujukkan kertasnya padaku. Kemudian dengan tergesa-gesa akupun membacanya dalam hati. “Gue tau hidup gue nggak bakal lama lagi, Karena penyakit yang mulai gerogotin abis tubuh gue, Gue benci dengan hidup gue, kenapa gue nggak pernah dapetin kebahagiaan, bokap nyokap gue nggak peduli ama kondisi gue sekalipun, Kenapa gue harus lahir? Kalo kaya gini jadinya, Di sisa umur gue ini, gue kenal sama seorang cewek berjilbab, namanya Rani Al khasanah, yang keliatannya sok alim. Tapi ternyata, dia emang cewek alim, awalnya gue nggak suka sama dia, Lama kelamaan perasaan gue berubah, nggak tau kenapa dan nggak tau dari mana awalnya? Setiap kali gue liat dia, ada benih-benih cinta yang tumbuh di hati gue, Walaupun gue bejad, tapi gue tau dia cewek yang special karena beda dari yang lain. maka dari itu gue nggak pernah deketin dia walaupun sebenarnya gue pengin ungkapin rasa cinta gue sama dia, gue pura-pura cuek,judes,dan nggak peduli sama dia. Karena gue nggak mau kasih harapan sama dia, gue nggak mau dia tau tentang perasaan gue selama ini, kalo dia pun tau, itu percuma! Karena hidup gue nggak bakal lama lagi, gue nggak mau dia sedih, gue Cuma pengin dia selalu tersenyum, biarpun gue nggak bakal bisa liat dia tersenyum lagi. Kenapa disaat gue udah mulai dapetin kebahagaian, tapi kebahagiaan itu akan pupus dalam waktu yang singkat, kenapa???? Gue benci dengan kondisi gue, Gue pengin BERUBAH, Gue udah nggak sanggup nahan sakit ini, sakit banget, Mungkin ini akhir dari hidup gue,” Tanpa ku sadari air mata ini jatuh tanpa terasa, setelah membaca surat itu aku tersadar betapa dia mencintaiku. Dan tak pernah ku sangka, Angga si makhluk aneh yang kelihatannya tak apa-apa, ternyata dia menahan sakit. Ya Tuhan, sedih sekali hati ini. “Nak, ibu mohon kamu mau menjenguk Angga di rumah sakit, mungkin dengan kehadiranmu di sana Angga bisa bangun dan tersadar lagi.” Pinta ibu dengan air mata yang membasahi pipinya, “Iya bu, insyaAlloh Rani akan menjenguk Angga,” “Terimakasih nak, bagaimana kalo kamu ikut ibu ke sana sekarang?” “baiklah bu” Jawabku dengan nada rendah, Aku bersama ibu Angga segera menuju ke rumah sakit menaiki angkot. Sesampainya, kaki ini melangkah mengikuti ibu Angga begitu saja, dalam hati ini aku hanya bisa mendo’akan untuk kesembuhannya. Di ruangan yang cukup luas ku lihat Angga terbaring di kasur empuk berselimut putih dan tangannya penuh jarum infuse. Aku tak sanggup melihatnya dalam keadaan seperti ini. Sungguh sedih hatiku, walaupun selama ini dia menyebalkan bagiku. Aku duduk di sampingnya dan mengatakan sesuatu tepat di telinganya. “Assalamu’alaikum Angga, aku datang ke sini bersama ibumu, kita sangat berharap kamu bisa sembuh dan sehat lagi, maafin aku ya, selama ini aku udah berprasangka buruk tentang kamu, semoga kamu cepat sembuh Angga.” Setelah beberapa menit Angga masih diam tanpa suara, aku sangat khawatir dengan kondisinya yang semakin parah. Aku bahkan takut kehilangan dia. Tiba-tiba di tengah-tengah kekhawatiranku dia sesak nafas dan dengan segera akupun memanggil dokter agar memeriksanya. Aku bersama ibunya di luar ruangan hanya bisa mendo’akan yang terbaik untuknya. Lalu aku memutuskan untuk pergi ke mushola, mungkin di sana aku bisa lebih tenang. Dengan segera aku mengambil air wudhu dan sholat ashar, karena kebetulan waktu ashar sudah tiba. Di dalam sujudku kepadaNya sang pengatur detak jantung aku memohon untuk kesembuhan Angga. Tiba-tiba setelah aku selesai sholat aku mendengar seseorang memanggil namaku, suara itu sangat pelan namun aku kenal dengan suara itu. Aku menengok ke belakang dan ternyata.. “Angga..kamu di sini?Kamu udah sembuh?” Tanyaku padanya yang mengenakan baju putih namun dia tampak sangat jauh untuk ku jangkau. “Nggak Ran, gue nggak bakal sembuh, gue ke sini Cuma mau minta maaf sama lo. Selama ini udah banyak kesalahan yang gue buat, maafin gue Ran, gue sayang sama lo Ran gue minta, tersenyumlah selalu buat gue. Selamat tinggal Rani, gue mau pergi” Suaranya semakin tak jelas, diapun menghilang seketika. Aku tak percaya dengan semua ini. Akupun bergegas menuju ruangan di mana Angga di rawat, aku sangat khawatir dengan keadaannya. Kata-katanya tadi benar-benar membuatku takut kehilangannya. Dengan langkah sedikit berlari aku berdo’a yang terbaik untuknya. Sesampainya aku mendengar pembicaraan ibu Angga dengan dokter, tampaknya sangat serius.. “Bagaimana keadaan anak saya dok?” Kata ibu Angga penuh harap, “Maaf bu, kami sudah berusaha dengan sekuat tenaga, namun Allah tidak menghendaki, anak ibu tidak bisa kami selamatkan.” Jelas dokter dengan pelan, “Apa..? anak saya tidak bisa diselamatkan dok?” Tanya ibu memastikan, “Iya bu, ibu yang sabar ya.. Semoga anak ibu tenang di sana” Ya, aku tak salah dengar “anak ibu tidak bisa saya selamatkan”, kata itu benar-benar ku dengar jelas di telingaku. Itu artinya, Angga meninggal dunia, Innalillahiwainailaihi roji’un… air mata ini tak bisa ku bending lagi, hatiku sakit mendengar kabar tadi. Suara tangis ibu Angga sangat memprihatinkan untukku. Aku segera memeluk erat ibu Angga, bahkan dia tau bagaimana perasaanku kehilangannya. Di ruang itu aku bersama ibu Angga mendo’akan kepergiannya. Semoga dia tenang di sana. Pertemuan antara aku dengan arwah Angga di mushola tadi, adalah pertemuan terakhirku dengannya. Sungguh begitu cepat rasanaya. Kita hidup di dunia tak ada yang tau sampai kapan kita bertahan, bahkan dalam usia muda pun kita bisa meninggal dunia. Hidup di dunia hanyalah sementara. Berbuat baiklah sebelum terlambat.

Jumat, 16 Mei 2014

Profil Keroppi


Kali ini ama nge-post tentang profile keroppi,hehehe..lagi iseng aja, soalnya keinget sama hewan yang ama senengin...!! dulu, waktu jaman2 SMP, masih remaja yg berjiwa kanak2..dan masih unyu-unyu gitu..*hahaha!* suka bgt sama yg namanya gambar2 kartun..and here they are my favourite character cartoons.. Kero Keroppi and Family:

1. Kero Keroppi, tinggal di sudut kota yg namanya Donut Pond. kodok yg aktif dan hobi berpetualang. he is the star of Donut Pond. nyanyi sama berenang adalah keahliannya..trus hobinya maen baseball sm boomerang..Keroppi adalah pemimpin dari geng pembuat onar di kotanya..(sumpah, gaya bgt dah! meuni geng2 gituh!) temen deketnya Keroppi adalah seekor siput kecil namanya Denden.

2. Kalo nyang ini sodara laki2nya Keroppi, namanya Koroppi. mirip banget kan sama Keroppi?? hehehe..dia emg jarang muncul. hobinya ngutak ngatik mesin sama nyanyi kayak Keroopi, tapi suaranya yg paling bagus di keluarganya..Koroppi tergabung dalam paduan suara Kerokero..*ampun deh,li...gak penting bgt!*

3. Pikki..Nah, kalo nyang ennih sodara perempuannya Keroppi. hobinya cooking and climbing (maklum..namanya juga kodok..). nah, si Pikki ini kuat bgt ingatannya sama nama. dia adalah babysitter nomor wahid di kotanya (ampun dah! gaya bgt ya, kodok pake babysitter juga!). seperti Keroppi, lompatannya hebat dan cepat!

4. Papa-nya Keroppi. dia adalah dokter yang sangat berpengalaman. dia bisa nolong dan nyembuhin siapa aja...

5. Mama-nya Keroppi, adalah seorang koki yang handal. punya restoran kecil di kotanya. menu paporit Keroppi adalah nasi yang dibulet2in tea..apa sih namanya?


ini dia...suasana di Donut Pond...wakakakak..! hmm..kenapa ama suka Kero Keroppi??? karena dulu, waktu ama smp kelas 2, ama ikutan lomba story telling di Purbalingga, Nah..ntu ceritanya si Kodok alias Kero Keroppi.. *tzziiigg...!!!* mule saat itu, ama jadi Putri Kodok deh,!! hehe..gara2 matanya yg gede itu tuh.....eh, lama kelamaan, ama malah jadi suka banget sama Kero Keroppi.....dulu senengnya sih ngegambar2in di setiap buku pelajaran ama, karena terhitung gak mampu untuk membeli benda2nya bwt koleksi..hehehe....tapi sekarang ama udah mule ngoleksi benda2 yang bergambar/ berwujud Keroppi..:D

Rabu, 07 Mei 2014

Bangku Kosong dan Lelaki Payung Hitam


Selamat siang! semoga semua dalam keadaan baik dan menyenangkan. Amin.. Ini adalah blog-ku yang nantinya akan ku pos-kan cerpen^ asli buatanku, ya namanya aja lagi latihan pasti masih banyak kesalahan.
Jadi, silahkan tinggalkan komentar untuk cerpenku ini. Semoga bermanfaat, dan Thank's for all^_^..

Aku masih terdiam dan duduk di bangku kelas. Tempat di mana aku dan dia selalu belajar bersama dan tertawa ria. Kini bangku itu kosong tanpanya. Ku usap air mata yang membasahi pipi sesaat aku menundukan kepala. Aku terkejut ketika melihat secarik kertas yang tergletak di laci mejaku. Ku raih kertas itu, dan ternayata tertulis sepucuk surat untukku.
       Dear Marsha                                
      Sha , udah lama aku pengin ngomong sesuatu sama kamu, tapi setiap kali aku mau ngomong , kamunya pergi……….
Mungkin lewat surat ini aku menyampaikannya.. Aku menyukaimu Sha, aku menyayangimu, dan aku mencintaimu, Aku tau pasti kamu nggak bakal percaya semua ini.. Tapi jujur Sha, aku sayang banget sama kamu..
Sejak pertama kali aku duduk sama kamu, setiap kali aku menatap matamu, aku melihat adanya getaran cinta,
Marsha kaulah kedamaian di hatiku..
                                                                                                            By Andre Gunawan
Sesaat nafasku berhenti, dadaku sesak penuh luka. Aku tak menyangka semua ini. Andre yang selalu duduk satu bangku denganku, ternyata dia mempunyai perasaan yang sama sepertiku. Ya Tuhan kenapa baru sekarang aku mengetahui perasaannya. Setelah dia pergi meninggalkanku. Begitu beratnya menerima kenyataan ini. Andai waktuku bisa terulang kembali, akanku sampaikan semua rasaku padanya. Tapi takdir berkata lain, kini dia telah pergi dan takkan kembali. Semoga dia bahagia di atas sana. Aku sayang kamu Andre, air mataku jatuh membasahi pipi seiring dengan jatuhnya air hujan yang membasahi bumi. Aku masih terdiam di bangku ini, berharap akan dia kembali lagi. Akhirnya ku tutup kesedihanku, aku berdiri dan meninggalkan bangku kosong itu dengan langkah penuh penyesalan. Bayang wajah Andre masih saja menghantuiku, aku tak bisa lepas dari senyum manisnya. Kepandaiannya akan angka2 rumit Matematika yang membuat langkahku berat meninggalkan kelas 2 IPA ini. Seakan dia ada di kelas ini dan ingin membantuku mengerjakan PR. Aku berjalan meniti anak tangga dan membiarkan air hujan membasahi tubuhku. Aku tak memperdulikan dinginnya air hujan, yang aku rasakan hari ini seperti mimpi buruk yang baru pernah terjadi. Seketika langkahku terhenti tak sengaja aku menabrak seorang lelaki yang tak ku kenali wajahnya hingga payung hitam di tangannya terjatuh. “Maaf, aku nggak sengaja” hanya kata itu yang terucap dari bibirku. Aku berlalu pergi meninggalkan lelaki dan payung hitamnya. Sesampai di rumah tak henti2nya aku menangisi kepergian Andre yang begitu cepat. Hujanpun tak henti membasahi bumi dan menemaniku malam ini hingga aku terlelap dengan semua kenangan tentang Andre.
Matahari mulai menampakkan sinar terangnya, dengan hati yang sakit karena bekas lukaku masih belum bisa terobati. Aku menyongsong pagi yang cerah tapi secerah hatiku. Aku melaksanakan kewajibanku sebagai siswa di SMA Pertiwi. Aku berjalan menuju kelas dengan mata yang sembab akibatku menangis semalam suntuk, teman2 di kelas seakan mengerti bagaimana perasaanku saat ini. Ya.. kalian tahu bagaimana rasanya kelihangan separuh hati dari kalian, dunia gelap penuh dengan kesedihan, awan berubah menjadi hitam yang kelam. Seketika lamunanku terbuyar karena ku dengar kerasnya bel berbunyi itu tandanya semua siswa harus masuk ke kelas masing2. Ku lihat lelaki tua yang botak dengan penggaris kayu di tangannya masuk ke kelasku. Ya, dia adalah pak Narto guru Matematika di SMA Pertiwi, dia terkenal sebagai guru yang paling galak. Buktinya kegaduhan di kelasku kini berubah seketika saat pak Narto masuk, menjadi kelas yang sepi seperti rumah tak berpenghuni. Tetapi ada yang berbeda kali ini, wajah pak Narto yang garang berubah menjadi ramah. Dan ku lihat seorang lelaki sebaya denganku sedang berdiri di depan pintu dengan payung hitam di tangannya. Hatiku bertanya Tanya siapa dia? Rasanya tak asing lagi wajahnya, aku mulai memutar memory dan yaps! Dia adalah lelaki yang tak sengaja ku tabrak hingga payung itamnya jatuh kemarin siang. “ Selamat pagi anak2, hari ini kalian kedatangan teman baru dari Jakarta. Silahkan masuk nak…dan perkenalkan dirimu.” Perkataan pak Narto membuatku penasaran dan secepatnya aku ingin mengetahui siapa lelaki payung hitam itu. “ Perkenalkan namaku Andre Syahputra, aku pindahan dari SMA 1 Jakarta, aku pindah ke sini karena aku ikut orang tuaku, aku harap kalian mau berteman denganku.” Mataku terbelak menatapnya dan saat itu ku lihat senyum yang mengembang di wajahnya, Ya Tuhan…senyum itu mengingatkanku pada Andre Gunawan, seorang yang pernah duduk satu bangku denganku. Aku tertegun setelah mengetahui namanya, kenapa namanya harus Andre? Ya Tuhan, kuatkan hatiku aku tertunduk lemas karena tak sanggup melihat senyumnya. “ Sekarang kamu duduk dengan Marsha, kebetulan bangkunya kosong, silahkan Andre..” “ Terimakasih pak “ Aku terkejut ketika pak Narto menyuruh Andre Syahputra untuk duduk satu bangku denganku.
Oh tidak, aku tak bisa menolak. Karena memang tinggal 1 bangku kosong di  sebelahku dan bangku itu adalah bangku kenanganku dengan Andre Gunawan. “Marsha bolehkah aku duduk di sebelahmu?” Tanya lelaki payung hitam itu dengan senyumnya yang mengingatkanku pada Andre. Kepalaku mengangguk menandakan dia boleh duduk di sebelahku. Setelah itu pelajaran Matematika pun dimulai, pak Narto mulai menuliskan angka2 rumit dan rumus kesayangannya di papan tulis. Sebenarnya aku tak paham betul dengan penjelasannya. Ku lirik lelaki payung hitam yang  duduk di sebelahku, kelihatannya dia sangat memperthatikan apa yang sedang dijelaskan oleh pak Narto. Mungkin dia paham dengan dengan angka2 rumit itu, pikirku dalam hati. Hal yang paling menyebalkan bagiku, ketika pak Narto memberikan PR. Kali ini hal itu terjadi lagi, aku tak suka dengan angka2 rumitnya, karena aku tak bisa mengerjakan PR itu sendiri. Dulu waktu Andre masih ada, aku selalu dibantu olehnya. Rasanya senang sekali, dia seorang yang pandai dengan angka2 rumit itu. Aku kagum padanya, selain kepandaiannya diapun seorang yang baik dan perhatian. Hari2 ku selalu penuh warna dengannya, hatiku terasa lengkap atas kehadiran Andre. Namun kini, separuh hatiku telah pergi. “ Andaikan dia masih ada, pasti aku takkan kesulitan seperti ini,huuhh…” ucapku kesal dengan merobohkan kepalaku di meja, aku pasrah dengan angka2 rumit dari pak Narto. “ Marsha, kamu kenapa? Bingung ya? “ “ Iya nih..aku nggak tahu cara ngerjainnya ” jawabku lemas “ Oh..ini sih gampang! Tinggal dibagi terus dikali 2, udah gitu dikuadratkan, ketemu deh..” Kata Andre sambil menuliskan rumus dan angka2 rumit di buku Matematikaku, berakhir dengan senyum manisnya. Aku tertegun melihat dia menjawab semua soal dengan gampang dan ku lihat senyumnya, yang mengingatkanku pada sosok Andre Gunawan. Seketika air mata yang terbendung dari tadi mulai jatuh dan menetes membasahi pipiku. Aku melihat sosok Andre Gunawan hadir kembali dalam jiwa Andre Syahputra lelaki payung hitam itu. “ Ya Tuhan, terimakasih karena Engkau telah menghadirkan sosok Andre kembali padaku.” Ucap dalam hatiku. “ Hey…Sha! Kenapa kamu menangis, apa ada masalah denganmu? Ceritakan saja padaku, aku bersedia mendengarkannya.” Kata Andre dengan nada lembut. Hanya air mata yang menetes, dan membuat Andre bingung. Lalu ku usap air mataku dan bertanya padanya “ Kenapa nama kamu Andre?” “ Loh..kok malah balik nanya? Hmm..ya mungkin karena orang tuaku suka dengan nama itu, memangnya kenapa?” “Oh…tidak apa2, aku hanya ingin tau saja, lalu kenapa kamu bisa mengerjakan semua soal ini dengan gampang?” Aku kembali bertanya. “ Kamu suka Matematika ya?” lanjutku padanya. “ Iya, aku paling suka pelajaran Matematika makanya aku bisa mengerjakan semua soal ini dengan gampang.” Air mataku kembali menetes dan kini membanjiri pipiku. Aku tertunduk lemas, ku benamkan wajahku ke meja. Lelaki payung hitam yang di sampingku semakin bingung melihatku. Dan tak sengaja dia menemukan suratku dari Andre yang terselip di buku Matematika. Dia membaca surat itu dan kembali bertanya padaku “ Apa surat ini yang membuatmu menangis?” Ku dongakkan kepalaku dengan terbata-bata aku menjawab “ I..iiya..” “ Apa Andre Gunawan itu kekasihmu Sha?” Pertanyaan dia semakin membuatku sakit “ Bukan ” “ Lalu siapa dia? Di surat ini tertulis jelas dia mengungkapkan semua perasaannya padamu.”  Andre semakin bingung denganku. “ Dia adalah seorang yang pernah duduk 1 bangku denganku, dia juga sangat gemar dengan Matematika, dia tidak pernah bingung dengan angka2 rumit dari pak Narto ” jelasku singkat. “ Di mana dia sekarang? ” “ Dia sudah pergi, pergi dariku untuk selamanya, dia meninggalkanku di bangku kosong ini. Seminggu yang lalu dia masuk Rumah Sakit, aku tak pernah tahu kalau dia punya penyakit jantung. Selama dia bersamaku, dia terlihat biasa2 saja. Waktu itu aku mencoba menghubunginya, karena aku tak pernah mendapat kabar saat itu tapi usahaku gagal, hingga kemarin aku baru mendapat kabar darinya. Aku harap itu kabar baik tentangnya, tapi tidak! Kabar itu membawa duka, dia meninggal karena operasi jantungnya gagal. Lalu tak sengaja aku menemukan secarik surat ini, dari surat inilah aku tahu tentang semua perasaannya padaku. Aku sangat menyesal dan kehilangan dia, padahal aku juga sangat menyayanginya. Dan sejak aku melihatmu, senyummu mengingatkanku padanya apalagi kamu gemar dengan angka2 rumit Matematika. Kamu mirip dengannya, aku merasa sosok Andre ada pada dirimu dia kembali hadir di jiwamu.” Aku menghela nafas setelah panjang lebar menjelaskan pada lelaki payung hitam itu. “ Tapi aku bukan Andre yang kamu sayangi ” singkat Andre padaku. “ Iya..kamu memang bukan dia, tapi izinkan aku untuk berteman denganmu ” Pintaku padanya dengan perasaanku yang masih hancur. “ Baiklah..aku akan berteman denganmu, aku juga akan membantumu mengerjakan PR Matematika dari pak Narto yang kamu anggap sulit , tenang saja… Tapi…….” Dia menghentikan pembicaraannya seketika. “ Tapi....apa Ndre?” “ Tapi…..kamu jangan nangis terus ya! Jelek tahu Sha..tuh lihat mata kamu sembab kayak kodok..he he he ” Aku pun tersenyum sambil mengusap air mata yang masih tersisa di pipi.

Siang itu tampak mendung sekali tandanya akan turun hujan, tiba saat pulang dan hujan pun jatuh membasahi bumi. Aku mengurungkan niat untuk pulang, menunggu hujan hingga reda. Tiba2 lelaki dan payung hitamnya ada di sampingku, dia membuka payung hitamnya dan mengajakku untuk pulang bersama dengan payung hitamnya yang melindungiku dari derasnya air hujan. Akhirnya aku dan lelaki payung hitam itu pulang bersama, luka di hatiku kini terobati karena kehadiran lelaki payung hitam. Yaitu Andre Syahputra.

Senin, 14 April 2014

Gue lagi sakit



Senin, 14 April 2014



Alhamdulillah.. hari ini gue udah boleh pulang dari Puskesmas…..
4 hari, 3 malam, gue terbaring lemah di sini……..
Di kasur empuk yang beralaskan kain biru bersih di atasnya…..
Yang sekarang udah lusuh, karena ketindihan badan gue… haha
Biarin dah,, yang penting gue sembuh,,
Nggak kepengin rasanya SAKIT lagi……!!!!!!
Biarpun gue harus makan bubur tiap hari….
Makan obat, ,yang di kunyah, ,yang di telen, ,
Tiap pagi,,soree,,malem,, harus di suntik,,,
Biarpun sakit………………..
GPP (Ga PaPa bukan GaMaMa>>>hehehe<<<)
Yang penting sembuh!!!!
Badan gue udah bauuuuuuuuuuuuuuuu….
Berapa hari aja gue ga mandi coba,,,,
Ke WC paling Cuma piipiis,,
Nggak bisa mandi blass!
Diseka juga enggak…wekweewww?????
Badan jadi pada gatel.com
Huuhuuuhuu……..
Yaudah. Gue  istirahat dullu dah…..
Ngantuk >>>>>>