Selasa, 08 September 2015

Hijrahku ke Purwoketo Part 1

Purwokerto, 08 September 2015

           Selamat pagi September! Sebentar lagi Idul Adha loh.. yeyeye mudik :D Kangen banget sama keluarga di kampong halaman. Kangen juga sama yang jauh di sana *eitsss cukup Saya dan Alloh yang tau… hehe
Yaudah, mending baca kisah ini aja.. (kisah? Terlalu n-dongeng banget gak sih?) ya, apalah terserah kalian tulisan di bawah ini mau disebut apa, yang jelas ini ceritaku! Mana ceritamu? Nah,loh? Hihihihi… 




Kisah ini mulai ku tulis dalam lembar kertas kesayanganku. Mungkin karena kisah ini terlalu berarti untuku. Tentang hijrah ku ke Purwokerto. Tentang perjuangan yang teramat perih bila dirasakan. Perjuangan yang membuat semangatku hampir redup dan menyala lagi. Tapi, semua itu menjadi kenangan tersendiri dalam ingatanku. Kisah ini berawal saat aku masih duduk di bangku SMK kelas 3. Dimana saat itu, aku yang hampir menyelesaikan pendidikan di SMK Ma’arif Nu Bobotsari memiliki angan-angan setelah aku lulus nanti. Aku ingin KULIAH. Ya, hanya itu yang selalu aku fikirkan saat itu. Entah darimana asalnya, aku teramat ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Padahal, aku ingat betul saat aku baru lulus SMP, lalu aku mendaftar ke SMK. Alasanku memilih SMK ketimbang SMA adalah biar setelah lulus bisa langsung kerja. Tapi kenyataannya, aku masih ingin sekolah. Aku bahkan belum siap untuk bekerja. Setiap hari, ku tulis impian-impianku di buku hijau pemberian dari sahabatku. Berharap dari sekian banyak impianku itu akan ada yang terwujud nantinya. Setiap pulang sekolah, selalu ku sempatkan membuka internet dan mencari beberapa perguruan tinggi ternama di daerah terdekatku. Purwokerto salah satunya, ya, ada beberapa perguruan tinggi di kota satria itu. STAIN Purwokerto, nama yang tak asing lagi bagiku. Ku temukan situs website dan ku buka website STAIN Purwokerto yang sekarang menjadi IAIN Purwokerto. 


Tidak hanya website yang selalu ku intip dari jendela internet, Facebook pun jadi salah satu kesibukanku untuk mencari tahu tentang IAIN Purwokerto. Beruntung, aku menemukan satu informasi yang sangat penting dan berarti bagiku. Tentunya informasi penerimaan mahasiswa baru tahun 2015.
 SPAN-PTKIN (Seleksi Prestasi Akademik Negeri-Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) sebuah nama yang aneh dan baru pernah ku jumpai seumur hidup. Setelah ku telusuri lebih dalam, ternyata SPAN-PTKIN itu sebuah lembaga yang membantu siswa untuk mendaftar di perguruan tinggi agama islam negeri di Indonesia. Sesuai dengan namanya, Prestasi Akademik. Seleksi itu menggunakan nilai raport dan prestasi lainnya. Aku yang terobsesi dengan SPAN-PTKIN, lalu mengunjungi alamat website span-ptkin.ac.id. nah, dari situlah aku tahu bagaimana cara mendaftar ke perguruan tinggi islam negeri. Ku pahami betul langkah demi langkah yang ada. Lalu ku coba untuk mendaftarkan diri. Tapi, anehnya saat aku harus mencantumkan nama sekolah, nama sekolahku tidak ada. Ya Allah, kenapa ini? Usut diusut, sekolahku memang belum terdaftar. Jadi, ku urungkan niatku untuk mendaftar. Saat di sekolah, tepatnya waktu istirahat aku sempatkan mampir ke laboratorium Multimedia untuk menemui seseorang di sana. Tentunya seseorang yang akan membantuku untuk mendaftar SPAN-PTKIN. Pak Rizki Budi Kurniawan S.Kom, yang biasa disapa pak Rizki, salah satu guru favoritku karena kepandaiannya dalam dunia computer dan internet. Karena pelajaran dari dia-lah “Blog-tercintaku” ini hadir. Lalu ku jelaskan panjang lebar tentang apa itu SPAN-PTKIN, dan ku beritahukan websitenya. Alhasil, pak guru mau menolongku, Alhamdulillah.. ternyata, mendaftarkan sekolah itu tak segampang yang ku bayangkan. Perlu beberapa tahap yang lumayan memusingkan. Belum lagi, dokumen yang harus dilengkapi, seperti akta sekolah, surat keterangan kepala sekolah, dan lain-lain. Walaupun harus aku yang meminta itu semua kepada pak Aris, ketua TU di sekolahku. Melalui pak Arislah semua dokumen yang ku butuhkan itu terkumpul. Tapi tak semudah itu dokumen berada di tanganku. Melewati beberapa rintangan dulu ternyata. Saat meminjam akta sekolah, itu harus langsung ke kepala sekolah. Nah, sementara itu, kepala sekolahku selalu sibuk, pagi di sekolah, siangnya di kantor ini, sorenya di kota itu, rapat ini rapat itu. Dan hampir satu minggu aku baru berhasil meminjam akta sekolah. Semangat! Ku temui lagi pak Rizki dan Laptop kepunyaannya siang itu. Setelah beberapa kali loading, menunggu hasil yang teramat lama, dan akhirnya sekolahku terdaftar juga. Lega rasanya. Tingal satu langkah lagi, pikirku. Kini langkah pendaftaranku lebih rumit dari yang tadi. Selain harus mengisi biodata, aku harus mengisi nilai raport juga. Tak usah pikir panjang lagi, aku memfoto kopi raport dan menyetornya kepada pak Rizki. Satu hari saja cukup untuk memasukkan nilai-nilaiku itu. Setelah mengisi biodata dan lain-lain, dengan penuh harap, ku tunggu hari berikutnya. Dan ternyata ada satu nilai yang salah diantara nilai-nilaiku itu, terutama nilai B.Inggris. Ya Rabb, padahal aku mendaftarkan diri di jurusan Tadris Bahasa Inggris, lalu bagaimana dengan nilaiku yang salah? Apakah akan mempengaruhinya? Semoga saja tidak… Harap-harap cemas. 


..............................................Bersambung

0 comments:

Posting Komentar