Selamat Tahun Baru Islam 1437 Hijriyah :)
Semoga mejadi awal yang baik untuk kita semua ya ^^ Berhubung hari libur, Ama posting lagi nih. Masih kisah yang kemaren kok! Baca yukss..
Setelah
beberapa jam, akhirnya pulang. Dan berkas berkas penting itu masih di kantor
kecamatan, karena untuk pengurusan seperti itu memerlukan beberapa waktu yang
lama.
Hari ke 4, tepatnya Kamis 02 Juni 2015 dengan mas Udin lagi aku pergi ke
kantor kecamatan. Sesampainya, aku ditinggal pergi olehnya, karena alasan
pekerjaan. Setelah pekerjaan selesai, aku akan dijemput, katanya. Mengingat
hari kemarin yang memakan waktu cukup lama. Bahkan sangat lama. Dari pagi
sampai petang. Itulah alasannya, mengapa mas Udin tega meninggalkan adik
kecilnya yang malang ini. Ku beranikan diri melangkah menuju pintu depan
kantor. Ku raih gagang pintu lalu ku dorong pelan, dalam hati ku ucap bismillah…
segera aku menanyakan kepada seorang laki – laki yang bertugas, dan Alhamdulillah
semua berkas pentingku sudah selesai ditanda tangani, dan aku pun diberi
surat pengantar untuk ke kabupaten. Untuk apa aku diberi surat pengantar ke
kabupaten? Jawabannya, karena terdapat kesalahan namaku di Kartu Keluarga (KK).
Dan cara paling mujarab untuk mengobati kesalahan itu adalah harus pergi ke
dinpendukcapil kabupaten Purbalingga. Lalu ku langkahkan kaki keluar dari
ruangan orange itu. Dan yang sangat disayangkan adalah, ketidak hadiran mas
Udin disitu. Jikalau saja mas Udin tidak pergi meninggalkanku begitu saja,
mungkin saat ini kita sudah dalam perjalanan menuju Purbalingga. Tapi, nasib
tak berpihak kepadaku. Lagi lagi aku harus sabar menunggu, menunggu kedatangan
mas Udin. 2 jam telah ku lewati sendiri di depan kantor kecamatan Kertanegara.
Sesekali aku menatap layar hape jadulku ini, siapa tahu ada sms dari mas Udin.
Gelisah hatiku, lapar perutku, dan sudah bosan ku menunggu. Hampir saja aku
nekat pulang jalan kaki! Untungnya baru berapa langkah kakiku melangkah di atas
jalan aspal panas siang hari ini, suara motor yang tak asing lagi di telingaku
segera menghampiri dan ku lihat wajah hitam manis mas Udin dari balik kaca
helm. Akhirnya aksi nekatku berakhir seketika itu juga. Lalu ku raih helm yang
sedari tadi menggantung di stang motor dan ku pakai lengkap dengan masker hijau
keroppi kepunyaanku. Sekarang hanya mataku saja yang terlihat. Dengan kecepatan
tinggi motor biru yang kami kendarai melaju cepat menembus panas terik
matahari. Tidak hanya sekali kami harus bertemu dengan benda yang membuat semua
pengendara sepeda motor ataupun mobil berhenti mematuhi perintahnya. Benda
kecil dengan sinar merah tajamnya yang membuatku kesal. Karena menghambat
perjalananku menuju dinpendukcapil Purbalingga yang jaraknya sangat jauh. Ku
intip layar hapeku, dan ternyata sudah menunjukan pukul 11.30 WIB. Itu artinya
30 menit lagi adalah waktu dhuhur, dan pasti kantor dinpendukcapil Purbalingga
akan segera tutup. Ya Allah, semoga kami tiba tepat waktu di sana…
Kecepatan pun kian bertambah seiring berjalannya waktu. Seolah sedang
berkejaran dengan waktu. Tepat pada pukul 12.00 kami tiba di sana. Dan ternyata
benar! Kantor dinpendukcapil TUTUP! Seketika rasa kecewa menghampiriku. Namun
ku tepis dengan keyakinan dan sebuah senyuman. Ku beranikan memasuki kantor itu
seorang diri. Seperti biasa, mas Udin hanya menunggu di parkiran. Dan inilah pertama
kalinya aku masuk ke dinpendukcapil Purbalingga, ternyata seperti ini
bentuknya, gedung luas nan mewah dilengkapi AC. Lalu ku tanyakan kepada
petugas, kapan kantor dibuka? “Nanti jam 1 siang mba” Derr!! Jantungku
serasa berhenti berdetak. Rasaku bercampur menjadi satu. Antara bersyukur
karena sudah sampai dengan selamat / rasa kecewa karena kantor akan dibuka lagi
nanti jam 1 siang / rasa capek yang ku rasakan dan rasa lapar yang teramat
lapar. Itu artinya aku harus MENUNGGU 1 jam lagi. Ya Rabb.. kuatkan hamba
kecilmu ini..
..........................................................................Bersambung
0 comments:
Posting Komentar