Selasa, 13 Oktober 2015

Hijrahku ke Purwokerto Part 4

Selamat Tahun Baru Islam 1437 Hijriyah :) 
Semoga mejadi awal yang baik untuk kita semua ya ^^ Berhubung hari libur, Ama posting lagi nih. Masih kisah yang kemaren kok! Baca yukss..

Setelah beberapa jam, akhirnya pulang. Dan berkas berkas penting itu masih di kantor kecamatan, karena untuk pengurusan seperti itu memerlukan beberapa waktu yang lama.
Hari ke 4, tepatnya Kamis 02 Juni 2015 dengan mas Udin lagi aku pergi ke kantor kecamatan. Sesampainya, aku ditinggal pergi olehnya, karena alasan pekerjaan. Setelah pekerjaan selesai, aku akan dijemput, katanya. Mengingat hari kemarin yang memakan waktu cukup lama. Bahkan sangat lama. Dari pagi sampai petang. Itulah alasannya, mengapa mas Udin tega meninggalkan adik kecilnya yang malang ini. Ku beranikan diri melangkah menuju pintu depan kantor. Ku raih gagang pintu lalu ku dorong pelan, dalam hati ku ucap bismillah… segera aku menanyakan kepada seorang laki – laki yang bertugas, dan Alhamdulillah semua berkas pentingku sudah selesai ditanda tangani, dan aku pun diberi surat pengantar untuk ke kabupaten. Untuk apa aku diberi surat pengantar ke kabupaten? Jawabannya, karena terdapat kesalahan namaku di Kartu Keluarga (KK). Dan cara paling mujarab untuk mengobati kesalahan itu adalah harus pergi ke dinpendukcapil kabupaten Purbalingga. Lalu ku langkahkan kaki keluar dari ruangan orange itu. Dan yang sangat disayangkan adalah, ketidak hadiran mas Udin disitu. Jikalau saja mas Udin tidak pergi meninggalkanku begitu saja, mungkin saat ini kita sudah dalam perjalanan menuju Purbalingga. Tapi, nasib tak berpihak kepadaku. Lagi lagi aku harus sabar menunggu, menunggu kedatangan mas Udin. 2 jam telah ku lewati sendiri di depan kantor kecamatan Kertanegara. Sesekali aku menatap layar hape jadulku ini, siapa tahu ada sms dari mas Udin. Gelisah hatiku, lapar perutku, dan sudah bosan ku menunggu. Hampir saja aku nekat pulang jalan kaki! Untungnya baru berapa langkah kakiku melangkah di atas jalan aspal panas siang hari ini, suara motor yang tak asing lagi di telingaku segera menghampiri dan ku lihat wajah hitam manis mas Udin dari balik kaca helm. Akhirnya aksi nekatku berakhir seketika itu juga. Lalu ku raih helm yang sedari tadi menggantung di stang motor dan ku pakai lengkap dengan masker hijau keroppi kepunyaanku. Sekarang hanya mataku saja yang terlihat. Dengan kecepatan tinggi motor biru yang kami kendarai melaju cepat menembus panas terik matahari. Tidak hanya sekali kami harus bertemu dengan benda yang membuat semua pengendara sepeda motor ataupun mobil berhenti mematuhi perintahnya. Benda kecil dengan sinar merah tajamnya yang membuatku kesal. Karena menghambat perjalananku menuju dinpendukcapil Purbalingga yang jaraknya sangat jauh. Ku intip layar hapeku, dan ternyata sudah menunjukan pukul 11.30 WIB. Itu artinya 30 menit lagi adalah waktu dhuhur, dan pasti kantor dinpendukcapil Purbalingga akan segera tutup. Ya Allah, semoga kami tiba tepat waktu di sana… Kecepatan pun kian bertambah seiring berjalannya waktu. Seolah sedang berkejaran dengan waktu. Tepat pada pukul 12.00 kami tiba di sana. Dan ternyata benar! Kantor dinpendukcapil TUTUP! Seketika rasa kecewa menghampiriku. Namun ku tepis dengan keyakinan dan sebuah senyuman. Ku beranikan memasuki kantor itu seorang diri. Seperti biasa, mas Udin hanya menunggu di parkiran. Dan inilah pertama kalinya aku masuk ke dinpendukcapil Purbalingga, ternyata seperti ini bentuknya, gedung luas nan mewah dilengkapi AC. Lalu ku tanyakan kepada petugas, kapan kantor dibuka? “Nanti jam 1 siang mba” Derr!! Jantungku serasa berhenti berdetak. Rasaku bercampur menjadi satu. Antara bersyukur karena sudah sampai dengan selamat / rasa kecewa karena kantor akan dibuka lagi nanti jam 1 siang / rasa capek yang ku rasakan dan rasa lapar yang teramat lapar. Itu artinya aku harus MENUNGGU 1 jam lagi. Ya Rabb.. kuatkan hamba kecilmu ini..

..........................................................................Bersambung

0 comments:

Posting Komentar