Jumat, 16 Mei 2014

Profil Keroppi


Kali ini ama nge-post tentang profile keroppi,hehehe..lagi iseng aja, soalnya keinget sama hewan yang ama senengin...!! dulu, waktu jaman2 SMP, masih remaja yg berjiwa kanak2..dan masih unyu-unyu gitu..*hahaha!* suka bgt sama yg namanya gambar2 kartun..and here they are my favourite character cartoons.. Kero Keroppi and Family:

1. Kero Keroppi, tinggal di sudut kota yg namanya Donut Pond. kodok yg aktif dan hobi berpetualang. he is the star of Donut Pond. nyanyi sama berenang adalah keahliannya..trus hobinya maen baseball sm boomerang..Keroppi adalah pemimpin dari geng pembuat onar di kotanya..(sumpah, gaya bgt dah! meuni geng2 gituh!) temen deketnya Keroppi adalah seekor siput kecil namanya Denden.

2. Kalo nyang ini sodara laki2nya Keroppi, namanya Koroppi. mirip banget kan sama Keroppi?? hehehe..dia emg jarang muncul. hobinya ngutak ngatik mesin sama nyanyi kayak Keroopi, tapi suaranya yg paling bagus di keluarganya..Koroppi tergabung dalam paduan suara Kerokero..*ampun deh,li...gak penting bgt!*

3. Pikki..Nah, kalo nyang ennih sodara perempuannya Keroppi. hobinya cooking and climbing (maklum..namanya juga kodok..). nah, si Pikki ini kuat bgt ingatannya sama nama. dia adalah babysitter nomor wahid di kotanya (ampun dah! gaya bgt ya, kodok pake babysitter juga!). seperti Keroppi, lompatannya hebat dan cepat!

4. Papa-nya Keroppi. dia adalah dokter yang sangat berpengalaman. dia bisa nolong dan nyembuhin siapa aja...

5. Mama-nya Keroppi, adalah seorang koki yang handal. punya restoran kecil di kotanya. menu paporit Keroppi adalah nasi yang dibulet2in tea..apa sih namanya?


ini dia...suasana di Donut Pond...wakakakak..! hmm..kenapa ama suka Kero Keroppi??? karena dulu, waktu ama smp kelas 2, ama ikutan lomba story telling di Purbalingga, Nah..ntu ceritanya si Kodok alias Kero Keroppi.. *tzziiigg...!!!* mule saat itu, ama jadi Putri Kodok deh,!! hehe..gara2 matanya yg gede itu tuh.....eh, lama kelamaan, ama malah jadi suka banget sama Kero Keroppi.....dulu senengnya sih ngegambar2in di setiap buku pelajaran ama, karena terhitung gak mampu untuk membeli benda2nya bwt koleksi..hehehe....tapi sekarang ama udah mule ngoleksi benda2 yang bergambar/ berwujud Keroppi..:D

Rabu, 07 Mei 2014

Bangku Kosong dan Lelaki Payung Hitam


Selamat siang! semoga semua dalam keadaan baik dan menyenangkan. Amin.. Ini adalah blog-ku yang nantinya akan ku pos-kan cerpen^ asli buatanku, ya namanya aja lagi latihan pasti masih banyak kesalahan.
Jadi, silahkan tinggalkan komentar untuk cerpenku ini. Semoga bermanfaat, dan Thank's for all^_^..

Aku masih terdiam dan duduk di bangku kelas. Tempat di mana aku dan dia selalu belajar bersama dan tertawa ria. Kini bangku itu kosong tanpanya. Ku usap air mata yang membasahi pipi sesaat aku menundukan kepala. Aku terkejut ketika melihat secarik kertas yang tergletak di laci mejaku. Ku raih kertas itu, dan ternayata tertulis sepucuk surat untukku.
       Dear Marsha                                
      Sha , udah lama aku pengin ngomong sesuatu sama kamu, tapi setiap kali aku mau ngomong , kamunya pergi……….
Mungkin lewat surat ini aku menyampaikannya.. Aku menyukaimu Sha, aku menyayangimu, dan aku mencintaimu, Aku tau pasti kamu nggak bakal percaya semua ini.. Tapi jujur Sha, aku sayang banget sama kamu..
Sejak pertama kali aku duduk sama kamu, setiap kali aku menatap matamu, aku melihat adanya getaran cinta,
Marsha kaulah kedamaian di hatiku..
                                                                                                            By Andre Gunawan
Sesaat nafasku berhenti, dadaku sesak penuh luka. Aku tak menyangka semua ini. Andre yang selalu duduk satu bangku denganku, ternyata dia mempunyai perasaan yang sama sepertiku. Ya Tuhan kenapa baru sekarang aku mengetahui perasaannya. Setelah dia pergi meninggalkanku. Begitu beratnya menerima kenyataan ini. Andai waktuku bisa terulang kembali, akanku sampaikan semua rasaku padanya. Tapi takdir berkata lain, kini dia telah pergi dan takkan kembali. Semoga dia bahagia di atas sana. Aku sayang kamu Andre, air mataku jatuh membasahi pipi seiring dengan jatuhnya air hujan yang membasahi bumi. Aku masih terdiam di bangku ini, berharap akan dia kembali lagi. Akhirnya ku tutup kesedihanku, aku berdiri dan meninggalkan bangku kosong itu dengan langkah penuh penyesalan. Bayang wajah Andre masih saja menghantuiku, aku tak bisa lepas dari senyum manisnya. Kepandaiannya akan angka2 rumit Matematika yang membuat langkahku berat meninggalkan kelas 2 IPA ini. Seakan dia ada di kelas ini dan ingin membantuku mengerjakan PR. Aku berjalan meniti anak tangga dan membiarkan air hujan membasahi tubuhku. Aku tak memperdulikan dinginnya air hujan, yang aku rasakan hari ini seperti mimpi buruk yang baru pernah terjadi. Seketika langkahku terhenti tak sengaja aku menabrak seorang lelaki yang tak ku kenali wajahnya hingga payung hitam di tangannya terjatuh. “Maaf, aku nggak sengaja” hanya kata itu yang terucap dari bibirku. Aku berlalu pergi meninggalkan lelaki dan payung hitamnya. Sesampai di rumah tak henti2nya aku menangisi kepergian Andre yang begitu cepat. Hujanpun tak henti membasahi bumi dan menemaniku malam ini hingga aku terlelap dengan semua kenangan tentang Andre.
Matahari mulai menampakkan sinar terangnya, dengan hati yang sakit karena bekas lukaku masih belum bisa terobati. Aku menyongsong pagi yang cerah tapi secerah hatiku. Aku melaksanakan kewajibanku sebagai siswa di SMA Pertiwi. Aku berjalan menuju kelas dengan mata yang sembab akibatku menangis semalam suntuk, teman2 di kelas seakan mengerti bagaimana perasaanku saat ini. Ya.. kalian tahu bagaimana rasanya kelihangan separuh hati dari kalian, dunia gelap penuh dengan kesedihan, awan berubah menjadi hitam yang kelam. Seketika lamunanku terbuyar karena ku dengar kerasnya bel berbunyi itu tandanya semua siswa harus masuk ke kelas masing2. Ku lihat lelaki tua yang botak dengan penggaris kayu di tangannya masuk ke kelasku. Ya, dia adalah pak Narto guru Matematika di SMA Pertiwi, dia terkenal sebagai guru yang paling galak. Buktinya kegaduhan di kelasku kini berubah seketika saat pak Narto masuk, menjadi kelas yang sepi seperti rumah tak berpenghuni. Tetapi ada yang berbeda kali ini, wajah pak Narto yang garang berubah menjadi ramah. Dan ku lihat seorang lelaki sebaya denganku sedang berdiri di depan pintu dengan payung hitam di tangannya. Hatiku bertanya Tanya siapa dia? Rasanya tak asing lagi wajahnya, aku mulai memutar memory dan yaps! Dia adalah lelaki yang tak sengaja ku tabrak hingga payung itamnya jatuh kemarin siang. “ Selamat pagi anak2, hari ini kalian kedatangan teman baru dari Jakarta. Silahkan masuk nak…dan perkenalkan dirimu.” Perkataan pak Narto membuatku penasaran dan secepatnya aku ingin mengetahui siapa lelaki payung hitam itu. “ Perkenalkan namaku Andre Syahputra, aku pindahan dari SMA 1 Jakarta, aku pindah ke sini karena aku ikut orang tuaku, aku harap kalian mau berteman denganku.” Mataku terbelak menatapnya dan saat itu ku lihat senyum yang mengembang di wajahnya, Ya Tuhan…senyum itu mengingatkanku pada Andre Gunawan, seorang yang pernah duduk satu bangku denganku. Aku tertegun setelah mengetahui namanya, kenapa namanya harus Andre? Ya Tuhan, kuatkan hatiku aku tertunduk lemas karena tak sanggup melihat senyumnya. “ Sekarang kamu duduk dengan Marsha, kebetulan bangkunya kosong, silahkan Andre..” “ Terimakasih pak “ Aku terkejut ketika pak Narto menyuruh Andre Syahputra untuk duduk satu bangku denganku.
Oh tidak, aku tak bisa menolak. Karena memang tinggal 1 bangku kosong di  sebelahku dan bangku itu adalah bangku kenanganku dengan Andre Gunawan. “Marsha bolehkah aku duduk di sebelahmu?” Tanya lelaki payung hitam itu dengan senyumnya yang mengingatkanku pada Andre. Kepalaku mengangguk menandakan dia boleh duduk di sebelahku. Setelah itu pelajaran Matematika pun dimulai, pak Narto mulai menuliskan angka2 rumit dan rumus kesayangannya di papan tulis. Sebenarnya aku tak paham betul dengan penjelasannya. Ku lirik lelaki payung hitam yang  duduk di sebelahku, kelihatannya dia sangat memperthatikan apa yang sedang dijelaskan oleh pak Narto. Mungkin dia paham dengan dengan angka2 rumit itu, pikirku dalam hati. Hal yang paling menyebalkan bagiku, ketika pak Narto memberikan PR. Kali ini hal itu terjadi lagi, aku tak suka dengan angka2 rumitnya, karena aku tak bisa mengerjakan PR itu sendiri. Dulu waktu Andre masih ada, aku selalu dibantu olehnya. Rasanya senang sekali, dia seorang yang pandai dengan angka2 rumit itu. Aku kagum padanya, selain kepandaiannya diapun seorang yang baik dan perhatian. Hari2 ku selalu penuh warna dengannya, hatiku terasa lengkap atas kehadiran Andre. Namun kini, separuh hatiku telah pergi. “ Andaikan dia masih ada, pasti aku takkan kesulitan seperti ini,huuhh…” ucapku kesal dengan merobohkan kepalaku di meja, aku pasrah dengan angka2 rumit dari pak Narto. “ Marsha, kamu kenapa? Bingung ya? “ “ Iya nih..aku nggak tahu cara ngerjainnya ” jawabku lemas “ Oh..ini sih gampang! Tinggal dibagi terus dikali 2, udah gitu dikuadratkan, ketemu deh..” Kata Andre sambil menuliskan rumus dan angka2 rumit di buku Matematikaku, berakhir dengan senyum manisnya. Aku tertegun melihat dia menjawab semua soal dengan gampang dan ku lihat senyumnya, yang mengingatkanku pada sosok Andre Gunawan. Seketika air mata yang terbendung dari tadi mulai jatuh dan menetes membasahi pipiku. Aku melihat sosok Andre Gunawan hadir kembali dalam jiwa Andre Syahputra lelaki payung hitam itu. “ Ya Tuhan, terimakasih karena Engkau telah menghadirkan sosok Andre kembali padaku.” Ucap dalam hatiku. “ Hey…Sha! Kenapa kamu menangis, apa ada masalah denganmu? Ceritakan saja padaku, aku bersedia mendengarkannya.” Kata Andre dengan nada lembut. Hanya air mata yang menetes, dan membuat Andre bingung. Lalu ku usap air mataku dan bertanya padanya “ Kenapa nama kamu Andre?” “ Loh..kok malah balik nanya? Hmm..ya mungkin karena orang tuaku suka dengan nama itu, memangnya kenapa?” “Oh…tidak apa2, aku hanya ingin tau saja, lalu kenapa kamu bisa mengerjakan semua soal ini dengan gampang?” Aku kembali bertanya. “ Kamu suka Matematika ya?” lanjutku padanya. “ Iya, aku paling suka pelajaran Matematika makanya aku bisa mengerjakan semua soal ini dengan gampang.” Air mataku kembali menetes dan kini membanjiri pipiku. Aku tertunduk lemas, ku benamkan wajahku ke meja. Lelaki payung hitam yang di sampingku semakin bingung melihatku. Dan tak sengaja dia menemukan suratku dari Andre yang terselip di buku Matematika. Dia membaca surat itu dan kembali bertanya padaku “ Apa surat ini yang membuatmu menangis?” Ku dongakkan kepalaku dengan terbata-bata aku menjawab “ I..iiya..” “ Apa Andre Gunawan itu kekasihmu Sha?” Pertanyaan dia semakin membuatku sakit “ Bukan ” “ Lalu siapa dia? Di surat ini tertulis jelas dia mengungkapkan semua perasaannya padamu.”  Andre semakin bingung denganku. “ Dia adalah seorang yang pernah duduk 1 bangku denganku, dia juga sangat gemar dengan Matematika, dia tidak pernah bingung dengan angka2 rumit dari pak Narto ” jelasku singkat. “ Di mana dia sekarang? ” “ Dia sudah pergi, pergi dariku untuk selamanya, dia meninggalkanku di bangku kosong ini. Seminggu yang lalu dia masuk Rumah Sakit, aku tak pernah tahu kalau dia punya penyakit jantung. Selama dia bersamaku, dia terlihat biasa2 saja. Waktu itu aku mencoba menghubunginya, karena aku tak pernah mendapat kabar saat itu tapi usahaku gagal, hingga kemarin aku baru mendapat kabar darinya. Aku harap itu kabar baik tentangnya, tapi tidak! Kabar itu membawa duka, dia meninggal karena operasi jantungnya gagal. Lalu tak sengaja aku menemukan secarik surat ini, dari surat inilah aku tahu tentang semua perasaannya padaku. Aku sangat menyesal dan kehilangan dia, padahal aku juga sangat menyayanginya. Dan sejak aku melihatmu, senyummu mengingatkanku padanya apalagi kamu gemar dengan angka2 rumit Matematika. Kamu mirip dengannya, aku merasa sosok Andre ada pada dirimu dia kembali hadir di jiwamu.” Aku menghela nafas setelah panjang lebar menjelaskan pada lelaki payung hitam itu. “ Tapi aku bukan Andre yang kamu sayangi ” singkat Andre padaku. “ Iya..kamu memang bukan dia, tapi izinkan aku untuk berteman denganmu ” Pintaku padanya dengan perasaanku yang masih hancur. “ Baiklah..aku akan berteman denganmu, aku juga akan membantumu mengerjakan PR Matematika dari pak Narto yang kamu anggap sulit , tenang saja… Tapi…….” Dia menghentikan pembicaraannya seketika. “ Tapi....apa Ndre?” “ Tapi…..kamu jangan nangis terus ya! Jelek tahu Sha..tuh lihat mata kamu sembab kayak kodok..he he he ” Aku pun tersenyum sambil mengusap air mata yang masih tersisa di pipi.

Siang itu tampak mendung sekali tandanya akan turun hujan, tiba saat pulang dan hujan pun jatuh membasahi bumi. Aku mengurungkan niat untuk pulang, menunggu hujan hingga reda. Tiba2 lelaki dan payung hitamnya ada di sampingku, dia membuka payung hitamnya dan mengajakku untuk pulang bersama dengan payung hitamnya yang melindungiku dari derasnya air hujan. Akhirnya aku dan lelaki payung hitam itu pulang bersama, luka di hatiku kini terobati karena kehadiran lelaki payung hitam. Yaitu Andre Syahputra.