Selamat pagi semuanya. Apa kabar
hari ini? Semoga dalam keadaan baik baik yaah. Hari ini hari sabtu, tepatnya
akhir pekan, akhir dalam bulan desember dan akhir tahun 2015. Entah dari mana datangnya
kemauan ini, maksudnya kemauan mengetik satu-per-satu huruf yang kemudian
tersusun menjadi kata kemudian berkelanjutan menjadi kalimat dan lebih banyak
lagi menjadi satu paragraph.
Pagi ini aku nggak kemana-mana. Sebenarnya memang
tiap hari aku nggak kemana-mana si. Sudah sepekan ini aku libur kuliah. Jadi
aktifitas yang tadinya ke kampus jadi nggak ada. Yang tadinya pulang sore jadi
Cuma berdiam diri di kamar. Yang harusnya bergelut dengan presentasi, debat,
sanggahan, tugas dari dosen sekarang cuma tiduran di kamar. Paling kalau lagi
pengen, baca-baca buku yang aku beli di bazar bulan lalu di kampus.
Selain itu
nggak ada kegiatan yang aku lakukan. Kalau sudah mandi, makan, mencuci, beresin
lemari ya sudah, kegiatanku nggak ada yang lain lagi. Berhubung tadi judulnya
Aku ingin begini, Aku ingin begitu sekarang aku mau berbagi cerita aja deh.
Kalian tahu perbedaan kebutuhan dengan keinginan? Kalau ada yang merasa tahu,
tolong jelaskan padaku! Iya, jelaskan perbedaan 2 kata yang ku sebutkan tadi. Karena
saat ini aku benar-benar merasa pusing untuk membedakan keduanya itu.
Contohnya
saja ya, hari ini aku belum makan, lalu ada perasaan lapar yang menghampiriku
dan itu artinya aku harus membeli satu bungkus nasi rames di warungnya bu RT
seharga Rp.3.000 untuk mengenyangkan perutku ini. Nah kalau kasusnya seperti
itu namanya kebutuhan kan? Iya, kebutuhanku akan makanan. Selanjutnya, ketika
aku sedang dirundung tugas kuliah dan itu mepet, maksudnya dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya harus dikumpulkan, pasti lah internet akan sangat membantu
selain buku kan? Sedangkan hape kepunyaanku ini hanya sebuah Evercoss yang
berfungsi untuk mengirim SMS, bahkan untuk telvon saja nggak bisa, bukan karena
akunya nggak pulsa, tapi… karena hapeku memang speakernya itu rusak dan itu
baru ku ketahui akhir-akhir ini.
Setelah 3 kali kakakku miscall dan akhinrya ku
angkat telvonnya, dari jauh sana kakakku sudah bilang Halloo,, halloo,,
halloo?? Dan dengan pedenya aku menjawab, iyaa halloo?? Eehh ternyata kakakku
nggak denger apa-apa dari yang ku ucapkan tadi. Nah, mulai sadar akunya,
ternyata speaker hapeku itu rusak. Oh malangnya nasib!
Untuk telvon saja nggak bisa,
ditambah lagi nggak bisa buat akses internet! Huffftzz malangnya diriku ini?
Jadi, hape yang bisa buat sms, telvon, dan akses internet itu kebutuhan atau
keinginan yah? Ada yang bisa menjawab? Jujur saja aku bingung mengatakannya,
apakah hape bagus seperti milik teman-teman sekamar atau sekampus yang
berfungsi untuk apa saja itu sebuah kebutuhanku? Atau itu hanya keinginanku
saja? Keinginan yang didorong rasa iri-kah?
Ya Allah, maafkanlah hamba kecilmu
ini. Betapa tidak bersyukurnya aku ketika mengingat hal itu. Bernafas segar dan
lega sampai detik ini saja sudah sebuah kenikmatan besar dari-MU. Aku jadi malu
sendiri saat hatiku berontak menginginkan sebuah hape bagus seperti mereka. Aku
merasa seperti kufur dengan nikmat-Nya, astaghfirullahah’adzim.. padahal
sebuah hape Evercoss saja sudah patut ku syukuri. Karena tidak semua orang di
luar sana berkesempatan memegang hape seperti kepunyaanku ini. Yaah, akan tetap
ku syukuri segala apapun yang aku miliki saat ini.
Mungkin saja, jika aku
memiliki hape bagus seperti yang jaman sekarang kebanyakan orang miliki aku
akan lalai dengan belajar. Atau mungkin aku akan malas-malasan belajar karena
saking asiknya dengan hape bagus itu. Dan mungkin saja aku akan kecanduan
dengan hape bagus itu.
Ya semua itu banyak kemungkinannya. Dan yang aku yakini
adalah inilah yang terbaik untukku dari-Nya. Jangan bersedih ya hatiku, karena
setiap keinginan kita yang kelihatannya baik belum tentu itu baik menurut
Allah. Tetaplah tersenyum dan terus berjuang untuk masa depan.
Rahma Setiyaningsih