Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh J
Berjumpa lagi dengan saya, iya saya, si Ama Kodok yang suka
bin cinta sama Kodok alias Kero Keroppi. Sekarang udah Desember lagi yah? Kok
rasanya cepet banget ya. Perasaan baru aja kemaren Desember 2014, eeh tau
taunya sekarang udah Desember 2015, bentar lagi tahun 2016 dong? Wah, udah
makin tua dong akunya? Ups, kayaknya itu Cuma perasaan aku aja deh, hehehe,
apakah kalian mempunyai perasaan yang sama seperti saya? Kalo iya, angkat
tangan!!!!! Mana yang punya perasaan sama saya? #Ehh :D Maksudnya yang punya
perasaan kaya aku tadi, hihiihiii ~Jangan Baper dehhh
Oke kali ini Ama mau ngapain ya? Hemmm gini aja, Ama mau berbagi
cerita tentang Aku dan Desember 2015. Yaa judulnya aja udah Desember, masa aku
mau cerita-in tentang bulan Agustus, tuh kan? Nggak nyambung jadinya. Jadi
Desember itu sesuatu banget buat aku! Ada yang tahu kenapa? Kalo yang udah
kenal aku pasti tahu dehh.. ada yang belum kenal diantara kita? Kenalan dulu
yuk, hehehe :D
Desember itu banyak cerita, banyak rasa, banyak keluh kesah,
banyak tawa dan bahkan banyak air mata. Sejak awal Desember aja “suatu” ujian
sakit udah dateng tanpa terkira. Entah ini karena salahku atau takdir? Jadi hampir
setiap hari aku pulang kuliah udah pasti sore, ditambah hujan yang tak mau reda
dan angkot yang telah tiada. -__-
Jalan kaki adalah pilihanku, iya, pilihan dan
takdirku. Karena saking seringnya tuh aku hujan-hujan-an, padahal aku udah pake
jas hujan, harusnya kan bisa melindungiku dari air hujan, hem, apalah daya air
dan angin tetap masuk tanpa permisi lewat celah jas biru yang ku beli seharga
38Jutaaa. (Aslinya si Rp 38.000,, biar keliatan keren laah) :D alhasil, masuk
angin selalu ku rasakan tiap malam, sampe kebawa pas lagi ngaji, lagi tidur,
lagi makan, lagi sholat dan bahkan sampe pagi lagi. Dan karena masuk angin yang
tak kunjung sembuh itu, akhirnya tubuh ini tumbang tanpa daya tepat di awal
bulan Desemberku, Desember kesayanganku. Oh tidaaak !
Hanya mampu berdoa lirih
pada-Nya Sang Maha Mengetahui. Yang mengetahui betapa sakitnya tubuh ini lebih
lebih hati ini, yang terisak tangis tanpa ada yang menghibur lara. Ahh mungkin
kalau aku ada di rumah sekarang, tak akan sesakit ini. Tak akan sesedih ini. Tak
akan dan tak akan ada yang menggangguku saat istirahat. Derita santri jika
sakit itu sesuatu banget loh! Itu cobaan dari Allah, jadi dengan beberapa puing
semangatku, aku mencoba bersabar dalam kondisi seperti itu. Percaya saja, semua
akan indah pada waktunya. Dan mungkin ini prosesku untuk menuju keindahan itu. Sakit-sakit
dahulu, bersenang-senang kemudian.
Sakit yang aku kira biasa biasa aja, ternyata semakin bikin
aku nggak kuat nahannya. Batuk, pileg, pusing, kembung hhhoaaahhhh, aku lelah
dengan semua ini, mamaaaaa aku ingin pulaaaang! L
Satu SMS yang dikirim ke Mas Biceng pun akhirnya mampu
membuatku sedikit lega. SMS yang isinya “Assalamu’alaikum wr.wb. Mas, ade
sakit, pengin pulang L” dan
besoknya aku langsung dijemput deh. Setidaknya aku bisa makan masakan mama. Setidaknya
aku bisa istirahat penuh di rumah. Walapun obat dokter pasti menanti.
Seminggu kemudian, aku kembali ke Ma’had Darul Abror. Setelah sepekan
istirahat di rumah dan aktifitasku hanya tiduran di kamar. Selama itu juga aku
meninggalkan Ngaji dan Kuliah. Walau ragaku di rumah, tapi pikiranku melayang
kemana-mana, inget ngaji yang udah pasti ketinggalan jauh dan kuliah yang
banyak tugas. Ya Allah, aku GALAU! Aku galau karena aku tertinggal jauh oleh
teman-temanku. Huhuhuhu L
Setelah keshetanku pulih, perlahan aku mulai melangkah. Satu demi
satu mengejar ketertinggalanku di Pondok dan di Kampus.
Ternyata, itu tak
segampang yang aku kira. Rasanya beraaaaaaaaaaaat banget! Pengin nangis deh, huhuhuhu
Eitsss, tapi aku tak secengeng itu. Kala itu aku memang hampir putus asa, ya
iyalah, tugas kuliah yang teramat banyak dan belum lagi harus hafalan ini itu
di pondok. Coba bayangkan betapa aku harus berlari keras untuk mengejar itu
semua??? Sedangkan tubuh ini baru saja pulih. Ah, semua terasa amat -__- ???
Saat aku benar-benar jenuh dan galau, aku bingung mau cari
pencerahan kemana? Dan untungnya ada Allahku, Sang Maha Pengasih dan Penyayang.
Akhirnya ku gelar sajadah dan bermunajat kepada-Nya. Mengadu semua yang ada
dihatiku, bersimpuh dengan uraian air mata. Ku bersyukur… atas scenario-Nya di
bulan Desember ini. Banyak hikmah yang terselip dalam deretan luka sebenarnya. Aku
lega. Nafas ini terasa lebih segar dan mampu membuatku tersenyum lagi. Senyum untuk-Nya
karena Desemberku teramat berharga. Sekarang aku tinggal menunggu hari itu…
Hari lahirku J
~Rahma Setiyaningsih~
0 comments:
Posting Komentar