Purbalingga, 08 November 2014
Kepada Yang Terhormat
Bupati
Purbalingga
Bapak
Sukento Ridho Marhaendrianto
Di tempat
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh,
Teriring saya mengucapkan salam
untuk bapak Bupati, semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan dalam
setiap langkah perjuangan bapak.
Sebelumnya saya ucapkan terimakasih
kepada bapak, yang telah sedia membaca surat kecil dari saya. Mungkin bapak
bertanya-tanya siapa pengirim surat ini. Baiklah izinkan saya memperkenalkan
diri sebelum bapak terhanyut jauh dalam surat kecil saya ini.
Nama saya Rahma Setiyaningsih
sekarang saya menginjak usia 16 tahun, seorang siswi dan sekaligus santri di
SMK Ma’arif Nu Bobotsari & Pondok Pesantren Ulul Albab Bobotsari. Saya duduk
di kelas XII Multimedia, yang artinya dalam waktu dekat ini saya akan
menghadapi Ujian Nasional Tahun ajaran 2014/2015, semoga bapak sudi mendo’akan
saya dalam menghadapi Ujian Nasional nanti. Amin. Keseharian saya di sini yaitu
belajar. Mulai dari pagi, saya menuntut ilmu di SMK Ma’arif Nu Bobotsari dengan
suka cita demi masa depan saya yang lebih cerah. Setelah selesai belajar
formal, disore hari, malam dan sampai ba’da sholat shubuh saya mengukir ilmu di
kitab-kitab kuning yang saya miliki, seperti kitab Ta’lim Muta’alim, Bidayatul
Hidayah, Jurumiyah, Al-Imrithi, Al-Ibriz,TaisirulKholak, Tijan Durori dan
kitab lainnya lagi. Mungkin bapak lebih tahu tentang isi dari kitab-kitab
tersebut dibanding saya yang baru belajar kemarin. Saya tinggal di sebuah desa
bernama Karangasem yang kaya akan sumber daya alam, seperti pohon kelapa yang
banyak tumbuh di tanah subur Karangasem, begitu juga dengan pohon melinjo,
pohon manggis, pohon dukuh, pohon albasia, pohon cengkeh dan kapol laga.
Produksi terbanyak dari desa saya adalah emping melinjo, apakah bapak tahu?
Saya lahir dari rahim seorang ibu yang bernama Usriyah, dan ayah saya seorang
petani bernama Jaridin. Alhadmulillah
saya memiliki banyak saudara, saya adalah anak ke-3 dari 6 bersaudara. Dari
sekian banyak saudara, hanya saya yang baru pernah mengenyam pendidikan sampai
jenjang SMK karena terhitung keluarga saya kurang mampu. Saya sangat bersyukur
bisa sekolah di SMK Ma’arif Nu Bobotsari sampai sekarang dan karena kesenangan
saya dalam hal menulislah yang akhirnya membawa saya untuk mengikuti Lomba
Surat Untuk Bupati. Dalam kesempatan emas ini, saya akan menyampaikan sedikit
harapan dan keinginan saya untuk Kota Purbalingga agar menjadi kota yang lebih
maju dan sejahtera.
Perkenankanlah saya mengutarakan isi
hati saya dalam surat kecil ini, bapak Sukento saya sangat bangga kepada bapak.
Kepribadian luhur dan Prestasi cemerlang bapak yang mencerminkan bahwa bapak
adalah pemimpin yang bijaksana. Dan semangat anda dalam memimpin masyarakat
Purbalingga agar menjadi kota yang maju dan sejahtera. Seperti kata Bung Karno “Berikan saya 1.000 pemuda, maka saya akan
mengubah dunia lebih baik” semoga perkataan Bung Karno dapat terwujud
dengan semangat bapak dalam membangun Kabupaten Purbalingga.
Pak Sukento, sebenarnya saya ingin
Perpustakaan di Purbalingga digalakan lagi. Karena saya dan teman-teman sangat
gemar membaca buku. Dari membaca buku kita mendapatkan banyak ilmu dan
pengetahuan. Seperti yang dikatakan oleh guru saya, “Buku adalah jendela dunia” memang betul. Buku menjadi distributor
ilmu, tinggal kita mau atau tidak dalam memanfaatkan buku tersebut. Saya ingin
program Perpustakaan Keliling di desa-desa terpencil ada. Agar masyarakat juga
bisa mendapatkan ilmu dan pengetahuan, tidak hanya mereka yang berstatus
ekonomi tinggi. Bapak bupati, alangkah indahnya jika semua orang gemar membaca
bukan? Masyarakat akan memiliki wawasan yang luas, dan bukan hanya sebatas
tahu. Karena pada kenyataannya, masyarakat kecil lebih memilih untuk
mengenyangkan perutnya dibanding untuk membeli buku. Itu karena mereka tidak
memiliki uang lebih untuk membeli buku. Baik itu buku Pengetahuan buku Sains,
buku Psikologi dan buku yang lain. Keterbatasan itulah yang mengambat kemajuan
Negara kita. Maka dari itu saya mengharapkan adanya Program Perpustakaan
Keliling di desa-desa.
Pak Sukento, anda tahu Rembang?
tepatnya di desa Tanalum terdapat sebuah Waterfall
atau dalam bahasa jawanya yaitu Curug.
Curug Kali Karang termasuk salah satu obyek wisata alam yang sangat asri.
Keindahannya pun sangat memukau, jadi tak jarang orang sekitar beramai-ramai
menuju ke Curug Kali Karang. Namun yang sangat disayangkan adalah tempatnya
kurang memadai. Jalan yang dilaluipun lumayan sulit. Alangkah lebih baik jika
jalannya diperbaiki agar banyak pengunjung yang datang. Dan tolong dibuatkan
bangunan yang layak untuk para pedagang. Karena yang saya tahu mereka para
pedagang hanya berlindung disebuah gubug. Betapa bahayanya bukan? Jika terjadi
sesuatu yang membahayakan. Maka dari itu, saya harap Pak Sukento dapat membantu
memperbaiki salah satu obyek wisata yang kurang diperhatikan itu.
Bapak
Bupati yang saya banggakan,
Sekarang ini polusi udara semakin tinggi.
Begitu banyak kendaraan di Kabupaten kita yang mengakibatkan terjadinya Global Warming. Menurut saya Penanaman
1000 pohon merupakan salah satu usaha baik untuk mengurangi dampak global
warming yang mengakibatkan produksi oksigen di dunia semakin berkurang karena
atmosfer yang bercampur emisi karbon telah mengikat oksigen. Selain mengurangi
dampak global warming, penanaman 1000 pohon juga mempunyai tujuan dapat
mencegah terjadinya banjir dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan betapa
pentingnya menanam pohon.
Menanam pohon mempunyai
berbagai manfaat antara lain :
1. Dengan menanam 1 pohon dapat menghasilkan 1,2
kg oksigen/hari.
2. Menanam 3 pohon di sekitar rumah mampu
menghemat biaya AC hingga 50%
3. Pohon dapat menurunkan partikel debu.
Menurut pengamatan Bianpoem (1997) pohon dengan luas 300x400 m² dapat
menurunkan kadar partikel debu dari 7.000 partikel/liter menjadi 4.000
partikel/liter.
4. Pohon juga mencegah efek rumah kaca. Pohon
mencegahnya dengan mengganti 3,7 ton CO² menjadi 2 ton O²
5. Pohon juga mencegah hujan asam yang
disebabkan gas CO² yang dihasilkan pabrik. Pohon akan menyerap gas tersebut dan
mengubahnya menjadi O²
6. Selain itu, dengan menanam pohon kelestarian
lingkungan terjaga dan dapat membuat Purbalingga menjadi lebih segar.
Adapun tanaman yang pantas
untuk ditanam seperti pohon trembesi yang mempunyai daya serap CO²
tertinggi dari pohon lainnya.
Menurut pandangan islam,
menanam pohon merupakan kegiatan beramal sholeh. Seperti sabda Rasulullah SAW
dalam haditsnya yang berbunyi :
ﺼﺪﻘﺔ
ﺒﻬﻴﻤﺔ ﺍﻻ ﻜﺎﻦ ﻟﻪ ﺒﻪ ﻤﻨﻪ ﻄﻴﺮ ﺍﻮ ﺍﻨﺴﺎﻦ ﺍﻮ ﻴﺰﺮﻉ ﺰﺮﻋﺎ ﻔﻴﺄﻜﻞ ﻤﺎ ﻤﻦ ﻤﺴﻟﻢ ﻴﻐﺮﺲ ﻏﺮﺴﺎ
“Tak ada seorang muslim
yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung memakannya atau manusia
atau hewan, kecuali ia akan mendapatkan sedekah karenanya.” [HR. Al-Bukhoriy
dalam Kitab AL-Muzaro'ah (2320), dan Muslim dalam Kitab Al-Musaqoh (3950)]
Jadi, setiap muslim yang
menanam tanaman apapun tak akan pernah rugi di sisi Allah SWT. Sebab tanaman
tersebut dapat dimanfaatkan oleh siapapun. Jika tanaman yang kita tanam diambil
oleh orang lain, maka kita sebagai penanam tetap mendapatkan pahala, sebab
tanaman yang diambil tersebut berubah menjadi sedekah bagi kita.
Bapak
Sukento yang saya cintai,
Saya mengharapkan penanaman
pohon ini tidak hanya dilakukan di sekitar alun-alun kota namun di jalan-jalan
desa, pinggir jalan raya. Saya juga mengharap agar Bapak melakukan penyuluhan
dan mengajak seluruh lapisan masyarakat Purbalingga terutama para siswa-siswi
generasi muda di setiap sekolah di Kabupaten Purbalingga. Semoga dengan seperti
itu Purbalingga akan menjadi Kota yang lebih asri, makmur dan sejahtera.
Demikian surat dari saya, apabila ada
kesalahan dalam kata saya mohon ma’af yang stulus-tulusnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Hormat Saya,
Rahma Setiyaningsih